Kontrol Kualitas dan Pengemasan
Tablet
1. Sebutkan
parameter evaluasi tablet, beserta cara dan persyaratannya!
2. Sebutkan
perbedaan ketentuan tiap parameter evaluasi tablet antara FI III,FI IV, dan USP
32 !
3. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan “faktor koreksi”dalam uji disolusi!
4. Jelaskan
prosedur sampling yang dilakukan dalam tiap parameter evaluasi tablet!
5. Apa
yang perlu dilakukan formulator agar tablet yang dirancang memenuhi seluruh
parameter evaluasi tablet?
6. Parameter
apa saja yang diuji saat melakukan IPC dalam proses pembuatan tablet?
7. Bahan
apa saja yang dapat digunakan dalam proses blistering atau stipping?
8. Sebutkan
pengujian yang perlu dilakukan oleh QC terhadap bahan blister maupun strip yang
datang dari supplier!
9. Bagaimana
cara pengujian kemasan primer sediaan tablet?
10. Sebagai
seorang spv./manajer produksi, kriteria apa saja yang perlu Anda pertimbangkan
dalam pembelian alat granulator dan blister?
11. Apakah
yang dimaksud dengan cross contamination, mix up, line clearance, serta lean
manufacturing, kalibrasi, validasi proses validasi pembersihan, kapasitas
mesin, serta kualifikasi alat?
JAWABAN:
1. A.
Pengamatan Organoleptik meliputi
homogenitas atau kesamaan rupa, bau dan rasa. Tablet diamati secara visual,yaitu apakah
terjadi ketidakhomogenan zat warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau
tidak dan harus bebas dari noda atau bintik-
bintik.
B.
Pengukuran keseragaman ukuran.
Keseragaman ukuran dihitung dengan mengukur tebal tablet dan diameter dari 20 tablet
sampel acak. Tablet dikatakan baik bila memiliki diameter tidak lebih dari 3x
dan tidak kurang dari 1,3x tebal tablet (FI III) Keseragaman bobot, dihitung
dengan menimbang masing2 tablet dari 20 tablet sampel untuk kemudian dihitung
penyimpangan rata2. Menurut FI III, persyaratan uji keseragaman bobot dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Bobot Rata2
|
Penyimpangan bobot
rata2 (%)
|
|
A
|
B
|
|
25mg atau kurang
|
15%
|
30%
|
26mg sampai 150mg
|
10%
|
20%
|
151mg sampai 300mg
|
7,5%
|
15%
|
Lebih dari 300mg
|
5%
|
10%
|
C. Kekerasan
Tablet
Cara : Tablet
diletakkan pada posisi yang ada pada alat (hardness tester) dan alat dihidupkan
lalu baca angka yang ditunjukkan pada alat. Dilakukan terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak
Syarat
: tablet besar : 7-10 kg/cm2 ; tablet kecil : 4 kg/cm2,
tapi harus konsisten pada salah satu angka misalnya 6.
D. Keragaman
Bobot
Cara: Timbang 20
tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu
taplet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga
yang ditetapkan kolom B. jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10
tablet, tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot
rata-rata yang ditetapkan kolom B.
E.
Uji
Kerapuhan (Friabilitas) Tablet
Tablet yang akan diuji
sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari debunya dan
ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut
selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator,
dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25
putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan
dari debu dan timbang dengan seksama. Kemudian
dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan.Tablet
dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%
F. Waktu Hancur
Cara : Tablet yang akan
diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan penutup
dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37° C.
Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik
(gastric fluid). Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir
hancur.
Atau dengan memasukkan 5 tablet
kedalam keranjang, turun naikan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit.
Tablet yang dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di
atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut.
Persyarat : Kecuali dinyatakan lain,
waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan
tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput jika
tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu
persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun.
G. Uji Disolusi
Tablet yang akan di
ujisebanyak 1 tablet. Sebelumnya alat uji disolusi di isi media disolusi dari
tablet yang akan diuji sebanyak 900 ml. selanjutnya kecepatan rpm nya di atur.
Tablet dimasukan kedalam alat uji disolusi (dalam media disolusi 900 ml).
setiap 5,10,15,20,30,45 menit diambil 5ml, diencerin dan dibaca absorbansinya
untuk menentukan persen disolusi. Setiap pengambilan 5 ml diganti media
disolusi sebanyak 5ml sebagai faktor koreksi.
Persyaratan : dalam FI
IV dinyatakan bahwa dalam waktu 30 menit tablet harus dapat larut tidak kurang
dari 80 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
F.
Kerapuhan
Cara
: terlebih dahulu timbang tablet, kemudian masukkan dalam friability tester dan
alat di putar. Setelah diputar timbang kembali tablet dan lihat berapa
pengurangan bobotnyadan kemudian hitung persen kerapuhannya.
Persyaratan
: kerapuhan yang baik menurut buku launcher yaitu 0,8%-1%
2.
A. Uji Keseragaman Bobot
Menurut FI III : yaitu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata lebih besar dari 5% dan
tidak ada satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari 10%.
Menurut FI IV : Persyaratan
keseragaman bobot atau keseragaman kandungan terletakantara 85,0 hingga
115,0 % dari yang tertera pada etiket, dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan
6,0%.
Menurut USP 32 :Ambil 20 tablet dan ditimbang satu-satu.
Hitung rata-rata beratnya dan bandingkan dengan bobot rata-rata tablet. Tablet
lulus U.S.P. uji jika tidak lebih 2 tablet berada di luar batas persentase dan
jika tidak ada tablet berbeda lebih dari 2 kali batas persentase.
B.
Uji Keseragaman Ukuran
Menurut FI III : diameter tablet tidak boleh> 3x dan
tidak< 1/3 tebal tablet. Uji diameter dan ketebalan tablet ini dilakukan
terhadap 20 tablet.
Menurut USP 32 : tablet adalah bentuk sediaan padat yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan yang sesuai dan dapat
berbeda dalam bentuk, ukuran, bobot dan aspek lainnya tergantung pada jumlah
bahan obat dan cara pemakaian tablet.
C.
Uji Kekerasan Tablet
Menurut FI III : Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk
mengetahui kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras.
Kekerasan tablet ini berat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet
dan waktu hancur tablet
Menurut FI IV : Masing-masing 10 tablet dari tiap batch
diukur kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan tablet.
Menurut USP 32 : Kekerasan untuk tablet kompresi adalah 5
sampai 8 kg.
D.
Uji
Waktu Hancur/Disintegration
Menurut FI III : kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus
hancur tidak lebih dari 15 menituntuk tablet tidak bersalut.
Menurut FI IV : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji
harus hancur sempurna.
Menurut USP 32 : Uncoated tablet: 5-30 minutes.
3.
Apa
yang dimaksud dengan faktor koreksi dalam uji disolusi
Faktor
Koreksi adalah faktor penyesuaian dari kondisi ideal kekondisi sebenarnya untuk
suatu variable tertentu. Faktor koreksi dalam uji disolusi
adalah penyesuaian kondisi ideal dalam percobaan kedalam kondisi sebenarnya
sesuai dengan laju disolusi obat
yang diuji dalam GI.
4.
Jelaskan prosedur sampling yang dilakukan
dalam tiap paremeter evaluasi tablet
A. Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin
tester (disentegrator) semua tablet harus tidak lebihdari 15 menit untuk tablet
tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut
selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujiandengan
12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur sempurna.
B.
Uji keseragaman bobot dilakukan
dengan menimbang 20 tablet satu persatu
dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang
mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu
tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B.
C. Uji keseragaman ukuran tablet: Prosedur kerja uji keseragaman ukuran
adalah sebagai berikut Diambil 10 tablet.
Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 11/3 tebal tablet.
D. Uji kekerasan tablet: kekuatan minimum untuk tablet adalah
tablet besar : 7-10 kg/cm2 ; tablet kecil : 4 kg/cm2.
Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. Prosedur kerja
uji kekerasan : Dilakukan terhadap 20
tablet yang diambil secara acak. Tablet diletakkan diantara pegas penekan,
kemudian alat dihidupkan. Jarum petunjuk tekan anakan bergerak sesuai tekanan
yang diberikan pada tablet. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti
pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan
kilogram.
E. Uji kerapuhan tablet penetapan
present asebobot tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam
waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test.
Prosedur kerja uji kerapuhan : Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai
kuas kecil2. Ditimbang bobot 20 tablet
(tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo. Tablet dimasukkan
kedalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil.
Ditimbang bobot tablet = Wf . Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus :
F. Uji kadar tablet: Diambil 20 tablet secara acak,
kemudian digerus dan ditimbang seberat 1 tablet. Kadar memenuhi persyaratan
bila kadar yang ditetapkan memberikan hasil dalam batas 95 % sampai 105 %
5.
Apa
yang perlu dilakukan formulator agar tablet yang dirancang agar tablet yang
dirancang dapat memenuhi seluruh parameter evaluasi tablet ?
Diperlukan
data preformulasi yang meliputi stabilitas, organoleptis, sifat fisikokimia,
mengetahui sifat-sifat bahan aktif yang kita gunakan, misalnya pemerian,
kelarutan, inkompatibilitas dengan beberapa zat (missal asam-basa), sifat alir,
kompresibilitas dan kompaktibilitas dan mengetahui sifat-sifat bahan tambahan (pengisi,
penghancur,pengikat, dan pelican ) yang di gunakan atau yang tersedia mulai
dari pemerian, kelarutan dan data data lain yang menunjang sehingga diperkiraan
bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan
tercapainya seluruh parameter yang menjadi acuan apa tablet tersebut layak
diproduksi atau tidak serta tercapai pula tujuan penggunaannya.
6.
Parameter
apa saja yang di uji saat melakukan IPC dalam proses pembuatan tablet
Pada
Unit Solid, In process control yang dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan
terhadap kadar air dan keseragamankan dungan zat aktif. Pada Unit Tabletting
dan Capsullating, tahap selanjutnya adalah proses pencetakkan di ruang cetak
tablet/kaplet. Sebelum pencetakkan dimulai, mesin tablet harus dalam keadaan
siap pakai dan ruang tempat pencetakkan harus dalam keadaan bersih. Selama
proses pencetakkan dilakukan in process control (IPC) meliputi pengukuran
keseragaman bobot tablet, kekerasan tablet, dimensi (ketebalan, diameter),
pemeriksaan fisik, friablitas, waktu hancur, dan disolusi (jikadiperlukan). Setelah tablet lulus uji, dimasukkan pada pengemasan
primer yang meliputi proses stripping. Dilakukan pemeriksaan
kebocoran strip oleh bagian IPC. Selanjutnya dikemas sekunder dan diperiksa
penampilan, kelengkapan, dan penandaan oleh QC. Jika lulus uji, dimasukkan
kedalam gudang produk jadi.
a) IPC
granul kering berupa perhitungan loss on
drying (LOD) , bulk density atau tapped density.
b) Proses
pencetakan tablet dimulai dengan melakukan start control terlebih dahulu,jenis
IPC yang dilakukan adalah ; bentuk,warna, diameter dari 3 tablet, rata-rata
berat dari 3 kelompok tablet yang berjumlah 20, berat individu dari 20 tablet,
ketebalan dari 10 tablet, waktu hancur dari 6 tablet pada air 37’C, uji
kekerasan dari 10 tablet dan friability
test dari 20 tablet. Pemeriksaan diatas juga dilakukan setelah mesin
dimatikan dan akan memulai pencetakan tablet lagi
c) Selama
proses pencetakan berlangsung, dilakukan IPC tablet meliputi : rata-rata berat
20 tablet setiap 15 menit, berat individu dari 20 tablet, ketebalan dari 10
tablet yang dilakukan setiap jam, waktu hancur dari 6 tablet pada air 37’C, friability dari 20 tablet dan LOD yang
dilakukan pada start control pagi hari.
7. Bahan
yang dapat digunakan dalam proses blistering maupun stripping
Blister
merupakan kemasan yang terdiri dari dua lapisan kemasan yang berbeda, yaitu PTP
dan Plastik. PTP merupakan singkatan dari Press Trough Packaging. Komposisi PTP
ini adalah alumunium dan PE. Sedangkan plastik yang digunakan bisa PVC atau
PVDC, tergantung dari bahan yang akan diblister (Anandita, 2012). Sifat
umum PVDC antara lain adalah transparan, luwes, jernih, dan beragam. Tahan
terhadap bahan kimia, asam, basa, dan minyak. Sekat lintasan yang baik untuk
sinar UV, permeabilitas gas dan uap air sangat rendah, tahan terhadap pemanasan
kering atau basah, serta tidak baik untuk kemas beku. Jika bahan sensitif
dengan kelembaban maka akan lebih disarankan PVDC karena lebih protect.
Strip merupakan
kemasan yang terdiri atas dua lembar alumunium. Strip terdiri dari berbagai
macam tergantung bahan penyusun dari strip, seperti Polycellonium,
Polycello, dan Polynium. Polycellonium merupakan bahan strip yang paling
umum, dimana kandungannya adalah polycello/selofan dan alumunium. Selofan
adalah sejenis bahan dari serat selulosa yang berbentu tipis transparan,
fungsinya dalam kemasan adalah untuk menempelkan pewarna sehingga strip bisa
berwarna-warni. Alumunium sendiri berfungsi untuk menjaga obat dari pengaruh
kelembaban.Antara selofan dan alumunium ini terdapat satu lapisan yakni
Polyetilen yang fungsinya untuk melekatkan selofan dan alumunium.Lapisan
setelah alumunium sendiri adalah Polyetilen lagi, fungsinya adalah untuk
membuat dua Polycellonium dapat saling melekat saat distripping.Jadi secara
garis besar, ada 4 lapisan dalam Polycellonium, yakni selofan (terluar),
Polyetilen, Alumunium, Polyetilen (terdalam). Pembuatan Polycellonium secara
garis besar, selofan dicetak dan diberiwarna lalu Polyetilen dicairkan.
Kemudian Alumunium dan selofan dipasang dalam masing-masing silindernya,
saatakan ditemukan maka dibericairan Polyetilen, sehingga keduanya melekat.
Lalu dilapis dengan Polyetilen kembali pada bagian dalam. Untuk Polycello dan
Polynium hamper sama dengan Polycellonium. Hanya saja Polycello komposisinya
adalah selofan dan Polyetilen sehingga sifatnya elastic dan tembuspandang
(contoh: antimo tablet), sedangkanPolyniumkandungannya adalah Alumunium dan
Polyetilen
8. Sebutkan pengujian yang perlu
dilakukan oleh QC terhadap bahan blister maupun yang datang dari supplier
A.
Kemasan Strip/Blister
B.
Jumlah tablet yg dikemas vs jumlah
tablet yang dihasilkan
C.
Penandaan (No. Batch, Mfg. Date, Exp.
Date) pada blister/strip,
D.
dus, karton
E.
Test Kebocoran strip/blister
F.
Jumlah tablet dalam strip/blister
G.
Jumlah strip/blister dalam dus
H.
Jumlah dus dalam karton
I.
Kelengkapan (etiket, brosur, penandaan)
J.
Kerapian
K.
Rekonsiliasi Bahan pengemas
L.
Blister integrity
M.
Integrity Missing tablets
N.
Batch details
O.
Foreign materials
P.
Product / container appearance
Q.
Cemaran mikroba
9. Bagaimana cara menguji kemasan
primer sediaan tablet ?
Kemasan
primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa
saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh
terhadap rasa, bau dan warna. Contohnya : kemasan Strip/blister, kemasan Gelas,
Kemasan plastic.
Pengujian
dapat dilakukan sesuai dengan jenis kemasan yang digunakan. Misalnya saja pada
kemasan strip : di uji ketebalan blister agar sesuai dengan blister yang akan
digunakan pada tablet tersebut, uji ketahanan blister terhadap panas dan
tekanan serta uji logam berat.
Bila
suatu kemasan tidak bereaksi/menimbulkan reaksi
dengan suatu tablet yang dibuat maka kemasan dikategorikan baik.
Bila
kemasan tersebut mampu menjaga isi yang terkandung dalam suatu tablet tersebut.
Bila
kemasan tersebut mampu menjaga kontaminasi dari produk itu sehingga
mencegah mikroorganisme masuk maka
kemasan dikategorikan baik.
Kemasan
tersebut baik apabila mampu melindungi isi wadah(tab) dari cahaya.
Kemasan
harus menunjukan tampilan sediaan farmasi yang baik.
Secara
lengkap berikut, Pengujian yang biasa digunakan :
1) Uji fisika
: uji ini meliputi uji resin, uji wadah, pemeriksaan visual pada kejernihan dan
lapisan tambahan, keretakan wadah atau paneling, kebocoran wadah, kebocoran
tutup dan integritas, pemeriksaan ukuran, pelabelan.
2) Uji kimia
: IR Spectra, uji logam berat, pengisi tambahan
3) Uji biologi plastic dan polimer
lain
: uji reaktivitas secara biologi in vitro dan in vivo.
10. Sebagai seorang spv / manajer
produksi, kriteria apa saja yang perlu Anda pertimbangkan dalam pembelian alat
granulator dan blistering
Kriteria
yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam pembelian alat granulator dan
blistering :
- mudah
digunakan
- tidak
membutuhkan perawatan khusus
- efisiensi
waktu dan tenaga
- efektif
menghasilkan produk yang berkualitas
-
Criteria
khusus pembelian alat granulator ; mampu bekerja secara
kontinyu, memiliki kapasitas produksi granul yang besar, mampu mengolah sebuk
menjadi granul yang sesuai dan nilai efisiensi granul yang tinggi, mampu
menghasilkan granul yang baik, ekonomis dan ergonomis bagi pemakainya.
-
Criteria
khusus alat blistering : ekonomis, memiliki nilai efisien
yang tinggi, memiliki pengaturan suhu dan tekanan dan dapat digunakan untuk
berbagai jenis ketebalan blister.
11. Apakah yang dimaksud dengan Cross
contamination, Mix up, Line Clearance, Line Manufacturing, Lean Manufacturing,Kalibrasi, Validasi
Proses, Validasi Pembersihan, Kapasitas
mesin, Kualifikasi Alat.
Cross contamination
: kontaminasi silang timbul pada saat mikroorganisme berpindah dari satu
permukaan ke permukaan lainnya. Atau suatu cemaran yang disebabkan kemasukan
unsur dari luar, hal ini dapat terjadi karena satu alat bisa digunakan untuk
produksi beberapa macam obat/jenis obat yang berbeda.( sisa bahan yang menempel
pada alat sehingga menjadi tercontaminasi)
Mix up
: merupakan kesalahan yang terjadi terutama pada saat kita ingin mempackaging
material. Misal kita ingin memproduksi tablet PCT namun pada saat packaging
kemasan yang kita siapkan malah untuk ibuprofen.( bahan yg tak seharusnya ada
tetapi ternyata ada. Ex : harusnya ampisilin strip 11 tp ada ampisilin strip
12. Tidak boleh. Termasuk salah ambil,beda kekuatan sediaan dsb.)
Line Clearance
adalah metode pengendalian operasi manufaktur untuk mencegah pencampuran
komponen yang tidak disengaja atau tidak diinginkan dan kesalahan pada bagian produksi. Kegiatan
yang telah ditetapkan dalam prosedur ini membutuhkan persyaratan untuk semua
produk manufaktur medis dan operasi kemasan.Line Clearance merupakan metode untuk penjaminan komponen, label,
dan dokumen dari perintah kerja sebelumnya yang telah dihapus dan telah dicatat
sebelum memulai perintah kerja baru dan untuk memastikan suatu bagian tertentu
benar-benar siap untuk perintah kerja berikutnya.
Line Manufacturing adalah
praktik produksi yang mempertimbangkan segala pengeluaran sumber daya yang ada
untuk mendapatkan nilai ekonomis terhadap pelanggan tanpa adanya pemborosan,
dan pemborosan inilah yang menjadi target untuk dikurangi. Lean selalu melihat
nilai produk dari sudut pandang
pelanggan, dimana nilai sebuah produk didefinisikan sebagai sesuatu yang mau
dibayar oleh pelanggan.( semua line produksi harus bersih sebelum pergantian
produksi. Memastikan tak ada lagi yang tersisa.)
Lean Manufacturing
merupakan suatu sistem manajemen ataupun metodologi yang berupaya untuk
menghilangkan pemborosan (waste) dalam produksi, meningkatkan nilai tambah pada
suatu produk serta memberikan nilai kepada kepada pelanggan yang dilakukan
secara terus menerus (continuously Improvement) oleh suatu Industri manufaktur
(pabrik).
Kalibrasi. Kalibrasi,
menurut ISO/IEC guide17025;2005 dan vocabulary
of international metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk
hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument ukur atau system
pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang
sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu ditelusuri ke standar nasional
maupun internasional untuk satuan ukuran dan bahan-bahan acuan tersertifikasi
Validasi Proses adalah cara pemastian dan memberi pembuktian terdokumentasi
bahwa proses (berlangsung dalam parameter desain yang telah ditentukan) mampu
dan dapat dipercaya menghasilkan produk yang sesuai dengan kualitas yang
diinginkan dan memiliki tingkat keberulangan yang tinggi. Validasi proses
dilakukan jika terdapat adanya proses baru, perubahan tahan/alat yang
digunakan, perubahan besar batch, produk yang telah diproduksi tetapi belum pernah
divalidasi dan program revalidasi. Validasi Proses dilakukan
dengan cara pengujian dan pengumpulan dokumen-dokumen pembuktian . Validasi
Prose ada 3 yakni : Prospektif, Concyrent, dan Retrospektif.
Validasi Pembersihan
adalah tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa prosedur pembersihan
yang disetujui akan senantiasa menghasilkan peralatan bersih yang sesuai untuk
pengolahan obat.Tujuan dari validasi pembersihan adalah untuk menghindari
terjadinya pencemaran silang antara produk sebelumnya terhadap produk selanjutnya
yang pada umumnya dibuat menggunakan peralatan yang sama dan juga digunkan
untuk memproduksi berbagai macam produk lain.
Kapasitas
mesin adalah jumlah bahan yang dapat ditampung serta jumlah/ kapasitas
mesin dapat menproduksi suatu produk. Atau volume dari semua
piston di dalam silindermesin pembakaran
dalam, yang diukur dari satu pergerakan maksimum dari atas
ke bawah.Biasanya dinyatakan dengan menggunakan satuan sentimeter kubik
(cc), liter
(l), atau inchi kubik
(CID) di pasar Amerika Utara.
Kapasitas mesin tidak termasuk dengan total volume dari ruang pembakaran.
Kualifikasi Alat
adalah proses pembuktian secara tertulis berdasarkan data yang menunjukan
kelayakan suatu peralatan , fasilitas, system penunjang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Sehingga secara konsisten dapat menghasilkan
produk dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Atau Validasi untuk mesin, peralatan produksi dan sarana penunjang
disebut kualifikasi. Kualifikasi tersebut adalah langkah pertama dalam
melaksanakan validasi di industry farmasi ( Manajemen Industri Farmasi,
2007).
Kualifikasi terdiri dari empat tingkatan, yaitu:
a.
Kualifikasi Desain/ Design Qualification
(DQ)
Kualifikasi
desain adalah unsur pertama dalam melakukan validasi terhadapfasilitas, sistem
atau peralatan baru.
b.
Kualifikasi Instalasi/ Instalation
Qualification (IQ)
Kualifikasi
dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang dimodifikasi,
mencakup:
-
Instalasi peralatan, pipa
dan sarana penunjang hendaklah sesuai dengan spesifikasi dan gambar teknik yang
didesain.
-
Pengumpulan dan
penyusunan dokumen pengoperasian dan perawatan peralatan dari pemasok.
-
Ketentuan dan persyaratan
kalibrasi.
-
Verifikasi bahan
konstruksi.
c.
Kualifikasi Operasional/ Operational
Qualification (OQ)
Kualifikasi
operasional dilakukan setelah kualifikasi instalasi selesai dilaksanakan,
dikaji dan disetujui. Kualifikasi operasional hendaklah mencakup:
-
Kalibrasi
-
Prosedur pengoperasian
dan pembersihan
-
Pelatihan operator dan
ketentuan perawatan preventif.
d.
Kualifikasi Kinerja/ Performance
Qualification (PQ)
Performance
Qualification (PQ) dilakukan untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem
atau peralatan yang telah diinstalasi beroperasi sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan. Meskipun PQ diuraikan sebagai kegiatan terpisah, dalam bberapa
kasus pelaksanaannya dapat dilakukan dengan kualifikasi operasional. PQ
hendaknya mencakup :
-
Pengujian dengan
menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi atau produk
simulasi yang dilakukan berdasadrkan pengetahuan tentang proses, fasilitas,
sistem dan peralatan
-
Uji yang meliputi satu
atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas dan bawah.(CPOB,
2006)
Terima kasih ibu, tulisannya sangat membantu dlm tugas kuliah saya. Kalau boleh bertanya, apakah ibu punya referensi terkait dengan stripping, baik material maupun proses?
ReplyDelete