Gingerol dari Rimpang Jahe
TAUUU DONG YAAA JAHEEEEE.. iyaa itu yang bikin hangattt
yapp langsung aja kita bahas cusss
Sediaan bahan alam sebagai warisan budaya nasional
bangsa Indonesia dirasa semakin berperan dalam pola kehidupan masyarakat dari
sisi kesehatan maupun perekonomian.Sejak jaman dahulu jahe sudah
dimanfaatkan untuk memasak, minuman penghangat tubuh dan sebagai bahan untuk
membuat jamu/obat tradisional. Digunakannya jahe sebagai bahan obat tradisional
dikarenakan di dalam ubi/rimpang jahe terdapat senyawa aktif yang bisa
digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit.
Tanaman jahe merupakan salah satu bahan baku tanaman
obat sebagai penunjang jamu tradisional dan komoditi ekspor.Nilai ekonomi
tanaman ini selain pada rimpang mudanya juga pada kandungan minyak
atsirinya.Keterlibatan Indonesia dalam perdagangan obat dunia terus meningkat.Masalah
yang dihadapi dalam pengembangan tanaman jahe umumnya pembudidayaan yang masih
bersifat usaha sambilan dan ekstensif,terbatasnya data teknis,budidaya
varietas,pola tanam,lokasi pembudidayaan serta keadaan lingkungan
pertumbuhannya.
Tanaman jahe tumbuh subur pada kondisi tanah
gembur,subur,lapisan humus tebal dan drainase yang baik.Kemasaman tanah masih
kurang datanya mengenai pengaruhnya terhadap produksi tanaman jahe.Beberapa
usaha telah dilakukan untuk meningkatkan pH tanah di lahan budidaya tanaman
jahe.
Bagian tanaman jahe yang digunakan sebagai obat
tradisional adalah rimpangnya. Kegunaan rimpang jahe antara lain sebagai
campuran obat tradisional terutama sebagai karminatif dan stimulan, penambah
nafsu makan, tonik lambung peluruh dahak, peluruh haid, pencegah mual, penurun
tekanan darah, menghilangkan lelah, meningkatkan stamina, mencegah infeksi pada
luka. Standar Nasional Indonesia menyebutkan bahwa rimpang jahe yang digunakan
sebagai bahan baku obat adalah rimpang dari jahe emprit.
Komponen kimia utama pada jahe segar adalah keton fenolik homolog yang dikenal
sebagai gingerol. Gingerol secara kimiawi tidak stabil pada suhu yang tinggi
dan berubah menjadi shogaol.Shogaol memiliki aroma yang lebih tajam dibanding
dengan gingerol, shogaol ditemukan pada jahe kering.Kandungan kimia aktif pada
jahe adalah gingerol dan hexahydrocurcumin; keduanya berguna untuk mencegah
oksidasi dari minyak dan lemak
Tanaman Rimpang Jahe (Zingiber
officinale Roscoe)
gambar 1. Zingiber officinale2
Klasifikasi Tanaman
Kerajaan
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Pteridophyta
Divisi : Pteridophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Scitaminee
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinaleroscoe
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Scitaminee
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinaleroscoe
Nama Lain
1.
Nama daerah : Sumatera: halia (Aceh), beuing (Goya), bahing (Batak
Karo), pege (Toba), sipade (Mandailing),Lahia (Nias), alra,
jae (Melayu), sipadeh (Minangkabau), pege (Lubu), jani (Lampung).Jawa: jahe (Sunda), jae(Jawa), jhai (Madura), jae (kangen).
Kalimantan lai (Dayak) Nusa Tenggara: jae (Bali), reja (Bima), alia (Sumbu).Le (Flores).
Sulawesi: luya (Mongondow), moyuman (Baros), melita (Gorontalo), yayo (Buol), kuya(Baree).Maluku: lisehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwei (Buru), geraka (Ternate), Goro (Tidore), laian (Aru), lega(Arafuru).
Irian: lali (Kalana Fat), marman (Kapaur)
2.
Nama Asing: Nama Botani Zingiber berasal
dari bahasa sansekerta=Singaberi, dari bahasa Arab = Zanzabil,
dan dari bahasa Yunani = Zingeberi, Inggris = Ginger, Cina = khan
jiang, Chiang3.
3.
Nama simplisia:Zingiberis Rhizoma; Rimpang
Jahe
Deskripsi
Jahe termasuk tanaman tahunan. Terna berbatang semu,
tinggi 30-100 cm. Daun berselang-seling teratur, sempit, panjang 5-25 kali
lebarnya,tangkainya berambut. Bunga mulai tersembul di permukaan tanah. Rimpang
agak putih, bagian ujung bercabang-cabang pendek, pipih, bulat telur terbalik,
bagian luar rimpang coklat kekuningan, berakar memanjang. Bekas patahan
berserat menonjol, kuning atau jingga. Bau aromatik dan rasa pedas. Bentuk rimpang
agak pipih, bagian ujung bercabang, cabang pendek pipih, bentuk melengkuk ke
dalam. Warna coklat kekuning-kuningan, beralur memanjang kadang ada serat yang
bebas. Ukuran rimpang relatif kecil dan berbentuk agak pipih, berwarna putih
sampai kuning, panjang rimpang 16, 13-31, 70 cm, tinggi 7,86 – 11, 10 cm dan
berat 1,11 – 1,58 kg. Akarnya berserat agak kasar dengan ukuran panjang
mencapai 20,55 – 21,10 cm dan berdiameter 4,78– 5,90 mm. Rimpang jahe kecil
aromanya agak tajam dan terasa pedas. Berdasarkan ukuran dan warna
rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) varietas, yaitu jahe besar
(jahe gajah), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti).Jahe merah
dan jahe kecil banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.Sedangkan jahe besar
dimanfaatkan sebagai bumbu masak
Ekologi dan penyebaran
Tanaman ini dapat tumbuh
di daerah tropis dan sub tropis, serta telah dikenal di eropa sejak abad pertengahan. Di Indonesia
tanaman jahe dapat dite-mukan di daerah Rejang Lebong (Bengkulu), Kuni-ngan,
Bogor (Jawa Barat), Magelang, Temanggung (Jawa Tengah), Yogyakarta dan beberapa
daerah di JawaTimur. Jahe biasa hidup di tanah dengan ke-tinggian 200-600 meter
di atas permukaan laut dan curah hujan rata-rata 2500-4000 mm/tahun (Harris,
1990). Yang dimaksud dengan jahe di Indonesia ada-lah batang yang tumbuh di
dalam tanah atau sering disebut rhizome
Kandungan kimia
·
Tanaman jahe mengandung minyak atsiri
0,6-3% yang terdiri dari α- pinen, β-phellandren, borneol, limonene,
linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde,
methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1-α-curcumin, farnese,humulen,
60% zingiberen dan zingiberolemenguap, zat pedas
gingerol. Kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang
memberi rasa pahit
·
Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas
gingerol dan zingiberen, shagaol,minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas
dalam jahe yang utama adalah zingerol
·
rimpang jahe juga mengandung flavonoid,
10- dehydrogingerdione, gingerdione, arginine, linolenic
acid, aspartia acid , kanji, lipid, kayu damar, asam
amino, protein, vitamin A dan niacin serta mineral. Kadar olesinnya mencapai 3%
·
Asam-asam organik seperti asam malat dan
asam oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam folat), dan C, senyawa- senyawa
flavonoid, polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan arginine
Efek farmakologi
·
peluruh dahak atau obat batuk,
peluruhkeringat, peluruh haid, pencegah mual dan penambah nafsu makan
·
Antiseptik, circulatory stimulant,
diaphoretic,peripheral vasodilator
·
membuang angin, memperkuat lambung,
memperbaiki pencernaan dan menghangatkanbadan
·
obat karminatifa, diafiretika,
dan stimulansiadengan dosis Pemakaian 0,5 gram sampai 1,2 gram
·
Minyak atsirinya mempunyai efek
antiseptic, antioksidan dan mempunyai aktifitas terhadap bakteri dan jamur
·
Secara tradisional digunakan untuk obat
sakit kepala, gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretic, rematik,
menghilangkan rasa sakit, mabuk perjalanan, dan sebagai obat luar untuk
mengobati gatal-gatal akibat gigitan serangga, keseleo, bengkak, serta memar
·
Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa
jahe memiliki efek antioksidan dan antikanker
·
ekstrak jahe memberiefek positif terhadap
respons proliferatif dan sitolitik limfosit,selain itu ekstrak etanol jahe
segarsecara in vitro meningkatkan proliferasi splenosit dan
menurunkan tingkat kematian sel
·
Jahe juga mengandung bahan antioksidan
diantaranya senyawa flavonoid dan polifenol,asam oksalat dan vit C,antioksidan
ini dapat membantu menetralkan efek merusak yang di sebabkan oleh radikal bebas
dalam tubuh
·
Melindungi system pencernaan dengan
menurunkan keasaaman lambung dan menghambat terjadinya iritasi pada saluran
pencernaan hal ini karena jahe mengandung senyawa aseton dan methanol
·
Jahe mengandung senyawa cineole dan
arginine yang memiliki manfaat memperkuat daya tahan sperma
Gingerol dari Rimpang Jahe
1.
Struktur kimia, sifat dan golongan
2.
Struktur
Rumus molekul gingerol C17H26O413.
Nama sistematik : (S)-5-hidroksi-1-(4-hidroksi-3-methoxyphenyl)-3-dekanon2.
Gambar 2. Struktur
gingerol2.
Sifat
Senyawa gingerol memiliki banyak gugus hidroksil
sehingga bersifat polar10.zat pedas gingerol yaitu: (6)-gingerol
6085%; (4)-gingerol;(8)-gingerol 5-15%, (10)-gingerol 6-22% (12)-gingerol;
(6)-methylgingerdiol.Gingerol merupakan senyawa yang labil
terhadap panas baik selama penyimpanan maupun pada waktu permrosesan, sehingga
gingerol sulit untuk dimurnikan, dan akan berubah menjadi shogaol. Tingkat
kepedasan menentukan kualitas minyak jahe. Metode yang paling sederhana untuk
menilai tingkat kepedasan adalah dengan organoleptic karena sangat
subyektif dan mempunyai hasil yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat
diatasi dengan menggunakan HPLC.
Sifat kimia fisika dari gingerol:
·
Berat molekul: 294,39 g/mol.
·
Bentuk: minyak berwarna kuning muda atau
kristal.
·
Penyimpanan: disimpan dalam wadah tertutup
rapat.
·
Massa jenis: 1,083 g/cm3.
·
Titik didih: 453oC.
Golongan
Gingerol merupakan golongan fenol yang merupakan
desinfektan yang paling umum yang digunakan di laboratorium sebagai penghambat
pertumbuhan kuman atau membunuhnya. Kandungan gingerol dalam minyak jahe
sekitar 20 sampai 30 persen berat jahe
·
Rimpang jahe juga mengandung
flavonoid, 10- dehydrogingerdione, gingerdione, arginine-á, linolenic acid,aspartia acid , kanji, lipid, kayu
damar, asam amino, protein, vitamin A dan niacin serta mineral. Kadar olesinnya
mencapai 3%.
·
Asam-asam organik seperti asam malat dan
asam oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam folat), dan C, senyawa- senyawa
flavonoid, polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan arginine
·
Senyawa utama dalam tanaman
jahe,yaitu gingerol.Gingerol merupakan golongan dari fenol dari poliketida pada
jalur asam asetat
Efek farmakologi
·
Minyak jahe berisi gingerol yang berbau
harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya
karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang
tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas
usus serta membantu fungsi jantung
·
Gingerol pada jahe bersifat
antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya
pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga
diduga membantu menurunkan kadar kolesterol
·
6-gingerol merupakan komponen zat pedas
berefek sebagai antiemetika
·
Kandunga gingerol pada rimpang jahe
memiliki efek analgesic, sedative, antipiretik dan anti bakteri secara in vitro
maupun pada hewan coba
·
Gingerol, shogaol, dan gingerone memiliki
antioksidan di atas vitamin E, selain itu juga memiliki aktifitas
anti-inflamasi dan efek kemopreventif yang menunjukkan pencegahan timbulnya
kanker pada percobaan karsinogenesis
·
Gingerol dan paradol juga beraktifitas
sebagai anti-tumor yang dapat menahan tumbuh suburnya sel kanker pada tubuh
manusia
·
Gingerol dan shogaol berfungsi sebagai
antihepatotoksik terhadap CCl4 dan galaktosamin penyebab
sitotoksik pada hati tikus
·
Senyawa (6)-gingerol, (8)-gingerol dan
(10)-gingerol dapat mengurangi aktivitas kardiotonik
·
Gingerol sebagai anti leukemia yang
menginduksi sel leukemia apoptosis.
·
Bertindak sebagai agen anti-bcl-2
·
Dapat mencegah perkembangan sel kanker
pada usus besar
·
Melindungi terhadap radiasi
Cara ekstraksi dan isolasi
·
Rimpang segar Z. officinale, dengan nomor
spesimen voucher,4735 dibeli dari pasar lokal. Spesimen yang disimpan
dalamlaboratorium penyidik. Rimpang (20,0 kg) hancurdan saring dalam etanol (20
l) selama 48 jam pada suhu kamar. yang meresap dikumpulkan dan proses
ekstraksi ini diulangempat kali. Ekstrak etanolik gabungan disaring
danterkonsentrasi pada tekanan rendah di 55 º C, diberikan cokelatcair (7 l).
Ekstrak yang diperoleh difraksinasi berturut-turut denganheksana, kloroform,
dan n-butanol. Pelarut dihilangkan untuk mengurangi tekanan dan
memberikan pecahan yang sesuai dari heksana.. heksan (200 g), kloroform
(40 g), butanol (80 g) dan air (500g). Kloroform fraksi (35 g) dikenakan
kromatografi kolomlebih dari silika gel (230-400 mesh) menggunakan heksana-etil
asetat(9:1) diberikan fraksi campuran kaya [6]-gingerol (Gambar 1). Inifraksi
selanjutnya dikenakan untuk membalikkan kolom fase, menggunakanair: metanol
(2:3) campuran, diberikan [6]-gingerol (10 g). Paraidentitas [6]gingerol
dikonfirmasi oleh perbandingan spektradengan data yang dilaporkan (Connel et
al., 1969).
·
Gingerol dapat dibuat dengan dua
cara yaitu dengan dehidrasi dari shogaols, yang merupakan senyawa campuran dari
3 homolog atau dengan kondensasi Retro-Aldol menjadi zingerone, 4-(3-metoksi-4
hidrophenil)-2butanone).
·
Ekstraksi 6-Gingerol, 8-Gingerol,
10-Gingerol, dan 6-Shogaol dari Plasma. Sampel plasma (490 AL) yang dibubuhi
dengan 10 AL berbagai konsentrasi standar kerja gabungan dan 10 AL dari standar
internal, asam vanillylamide pelargonic (100 Ag / mL). Sampel diencerkan dengan
air dan diekstraksi dengan 2,0 mL etil asetat / heksana (1:1, volume untuk
volume). Setelah sentrifugasi, lapisan organik atas telah dihapus ke dalam
botol gelas dan dikeringkan di bawah aliran argon. Sampel resuspended dalam 60
AL asetonitril dan 40 AL air. Sampel disaring dan kemudian ditempatkan dalam
botol autosampler untuk kuantifikasi HPLC.
·
Senyawa oleoresin diekstraksi dari tepung
jahe kering beku (60 mesh) dalam pelarut etanol dengan metode soxhlet. Fraksi 1
atau gingerol dan fraksi 2 atau shogaol diperoleh dengan metode kromatografi
lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat GF_@%$ (E_merck) dan eluen heksana
dan dietileter rasio 3:7 (v:v). senyawa fraksi 1 dan 2 di ekstrak
dari silica dengan pelarut aseton, di sentrifugasi pada 2800 x g selama 15
menit, berulang-ulang dan disaring lalu diuapkan. Masing-masing senyawa
oleoresin, gingerol dan shogaol dilarutkan dalam media RPMI-1640 dan dengan
pengenceran bertingkat dibuat larutan dengan 4 tingkat konsentrasi 250,
500, 1000, dan2000 µg/ml. larutan disterilkan dengan
penyaringan membrane 0,22 µm(milipore).
Pertanyaan
1.
dijelaskan bahwa senyawa gingerol memiliki
banyak gugus hidroksil sehingga bersifat polar.zat pedas gingerol yaitu:
(6)-gingerol 60-85%; (4)-gingerol;(8)-gingerol 5-15%, (10)-gingerol 6-22%
(12)-gingerol; (6)-methylgingerdiol.
,yang ingin ditanyakan, apa dalam penggunaan zat gingerol ini yang digunakan
hanya jenis gingerol tertentu seperti yang dijelaskan diatas atau secara umum
gingerol nya???
,ada tidak penjelasan mengenai bagaimana kita mengekstraksi dan isolasi jenis
gingerol tertentunya??misalnya kita ingin mengeksatraksi dan isolasi
(6)-gingerol???
ü menanggapi pertanyaan :
untul penggunaan zat gingerolnya yang digunakan adalah zat gingerol secara umumnya,jadi yang bagian-bagiannya hanya sebagai salah satu kandungan di dalamnya,
untul penggunaan zat gingerolnya yang digunakan adalah zat gingerol secara umumnya,jadi yang bagian-bagiannya hanya sebagai salah satu kandungan di dalamnya,
ü Berdasarkan beberapa jurnal yang telah saya baca, yang sering digunakan
adalah 6- gingerol karena 6-gingerol ini sebagai komponen utama dari jahe. di
dalam pertanyaan diatas juga disebutkan kadar dari 6-gingerol tersebut adalah
yang terbanyak yaitu sekitar 60-85 %.
dan untuk ekstraksi gingerol tertentunya belum ada penjelasan yang kami temukan,berdasarkan jurnal yang kami temukan ekstraksi gingerol berasal dari ekstraksi oleoresin. dan karena gingerol ini mudah sekali terdekomposisi dan sebagian akan berubah menjadi shogaol pada suhu 45 derajat celcius, sehingga suhunya dibatasi hingga 40 derajat celcius.
dan untuk ekstraksi gingerol tertentunya belum ada penjelasan yang kami temukan,berdasarkan jurnal yang kami temukan ekstraksi gingerol berasal dari ekstraksi oleoresin. dan karena gingerol ini mudah sekali terdekomposisi dan sebagian akan berubah menjadi shogaol pada suhu 45 derajat celcius, sehingga suhunya dibatasi hingga 40 derajat celcius.
No comments:
Post a Comment