Asiatic acid dari
Herba Pegagan
Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar
yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang,
tepi jalan, serta pematang sawah.
Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,India, Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai
negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan
adalah daun kaki kuda dan antanan. Sejak zaman dahulu, pegagan telah digunakan
untuk obat kulit, gangguan saraf dan
memperbaiki peredaran darah. Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai
salah satu tanaman untuk lalapan.
Gambar 1. Herba
Pegagan (Centella asiatica) (Wikipedia, 2011)
Pegagan (Centella asiatica) memiliki
cirisebagai berikut : tumbuhan herba dengan batang horizontal, setiap ruas
keluar akar dan menjalar ke tanah. Merupakan herbal tahunan tanpa batang,
tetapi dengan rimpang pendek dan stolon – stolon yang merayap dengan panjang 10
– 80 cm. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 – 15 cm berbentuk
ginjal, dan pada pangkal berbentuk pelepah. Tepinya bergerigi, dengan penampang
1- 7 cm, tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun,
kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda tersusun
dalam karangan berupa paying tunggal, 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun,
tangkai bunga 5 – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong atau
pipih panjang 2 – 2,5mm, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm,
berlekuk 2, berwarna kuning kecoklatan, dan berdinding agak tebal, daunnya
wangi dan rasanya pahit. Akar keluar dari setiap bonggol, banyak cabang yang
membentuk tumbuhan baru.
GOLONGAN TANAMAN
Nama Latin
: Centella asiatica atau Hydrocotyle asiatica
Nama Daerah : Pegaga
(Aceh), pegago (Minangkabau), daun kaki kuda (Melayu), antanan gede / antanan
rambat (Sunda), semanggen (Indramayu, Cirebon) gagan-gagan/ganggagan/kerok
betook/panegowang/rending/calingan rambat (Jawa), kos tekosan (Madura), taidah
(Bali), belele (Sasak), wisu-wisu/pagaga (Makassar), daun
tungke-tungke/cipubalawo (Bugis), hisu – hisu (Sulawesi), sarowati, kori – kori
(Halmahera), kolotidi manora (Ternate), dogauke/gogauke/sandanan (Irian).
Nama
Asing : Ji xue cao (Cina), Indian pennywort (Inggris), paardevoet
(Belanda), gotu kola (India).
Penyebaran tanaman:
menyebar mulai dari Samudra India sampai ke daerah-daerah tropis di Asia,
terutama tumbuh diIndonesia, pesisir pantai timur Madagaskar, Mauritius, dan
Reunion.
KANDUNGAN SENYAWA KIMIA
Centella asiatica Urb / C. Asiatica banyak mengandung
berbagai senyawa aktif dan senyawa yang terpenting adalah golongan triterpenoid
saponin. Triterpenoid saponin meliputi asiatic acid, madecassoside,
asiaticoside, centelloside. Selain itu, herba pegagan juga mengandung
unidentified terpene seperti madecassic acid,thankuniside,
isothankuniside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid,
meso-inositol, carotenoids, hydrocotylin, vellarine(Besung,2009).
Komponenlain yang terkandung adalah minyak
atsiri (volatil oil), flavonoid, asam amino, acetate, camphor,
cineole, senyawa – senyawa polyacetylene, kaempferol, quercetin, myo-inosito,
resins, tannin, fytosterol (seperti campesterol, stigmasterol, sitosterol),
garam mineral (seperi garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi),
alkaloid hidrokotilinadan karbohidrat (Soegihardjodan Koensoemardiyah).
Kandungan triterpenoid saponin yaitu asiatic
acidpada pegagan berfungsi untuk meningkatkan aktivasi
makrofag.Triterpenoids merupakan antioksidan sebagai penangkap radikal bebas
yang dapat mematikan sel – sel otak dan merevitalisasi pembuluh darah. Asiaticosidedan
senyawa sejenis juga berperan berkhasiat anti lepra (kusta). Secara umum,
pegagan berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi sel hati dari
berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya (Thongnopnua, 2008).
Zat vellarine yang ada pada herba
pegagan memberikan rasa pahit. Kandungan vitamin berfungsi untuk meningkatkan
stamina dan vitalitas serta sebagai antioksidan yang membantu dalam
perkembangan sel – sel otak. Selain itu garam – garam mineral sebagai pembentuk
sel darah merah (zat besi) yang berfungsi dalam mylenisasi otak dan peningkatan
daya konsentrasi. Menurut penilitian yang dilakukan di Afrika oleh salah satu
Mahasiswi IPB (Ine Wasillah), tumbuhan pegagan ini mampu mengobati penyakit
sifilis.
Gambar 2. Struktur
Triterpen saponin dari herba pegagan (WHO, 1999)
Triterpenoid saponin
|
R1
|
R2
|
Rumus molekul
|
Berat molekul
|
Asiatic acid
|
H
|
OH
|
C30H48O5
|
488
|
Asiaticoside
|
H
|
O-glu-glu-rham
|
C48H78O19
|
958
|
Madecassoside
|
OH
|
O-glu-glu-rham
|
C48H78O20
|
974
|
Madecassic acid
|
OH
|
OH
|
C30H48O6
|
504
|
SIFAT KHASIAT DAN
MANFAAT
Sifat kimiawi dari herba
pegagan yaitu rasanya manis, bersifat mendinginkan (sejuk). Memiliki fungsi
membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika),
penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika),
meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, anti-infeksi, antitoxic, penurun
panas, peluruh air seni, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif,
insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi
jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid)
Efekfarmakologi utama dari pegagan ini diketahui
berasal dari kandungan senyawa triterpenoid yaitu Asiatic acid,
Madecassic acid, Asiaticoside, Madecassoside. Berdasarkan penelitian
farmakologi yang dilakukan, pegagan mempunyai efek merangsang pertumbuhan
rambut dan kuku, meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya
dalam jaringan penghubung (connective tissue), meningkatkan pembentukan mucin
(zat utama pembentuk mucus) dan komponen-komponen dasar pembentuk lainnya,
seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak
(tensile integrity) dermis (jaringan kulit di bawah epidermis), meningkatkan
proses keratinisasi (pembentukan keratin) epidermis melalui perangsangan pada
lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan
penghubung. Pegagan mengandung triterpenoids, beberapa macam vitamin yaitu A,
B, E, G, dan K, dan mengandung nilai nutrisi yang membantu vitalitas tubuh kita
dan berfungsi sedatif.
Manfaat pegagan lainnya
yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan
salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan
gejala stres dan depresi.
Pegagan pada penelitian
di RSU dr. Soetomo – Surabaya dapat dipakai untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunannya tidak secara drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.
Kegunaan herba pegagan
antara lain, daunnya sangat baik untuk menyembuhkan luka kecil, sebagai peluruh
air kemih yang lembut, peluruh keringat pada penderita keracunan jengkol, juga
dapat sebagai peluruh demam, peluruh getah empedu, wasir, keputihan, batu
ginjal, sariawan, dan sebagainya (Perry,1980). Dilaporkan oleh Suwono dkk.
(1992), bahwa infusa herba pegagan mempunyai efek antihipertensi pada anjing.
Melihat kenyataan tersebut, dipandang bahwa kandungan kimia dalam herba pegagan
sangat potensial digunakan sebagai obat (Soegihardjo dan Koensoemardiyah).
Mekanisme Kerja senyawa
pada herba pegagan :
1.
Triterpenoid dapat merevitalisasi pembuluh
darah sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar, memberikan efek
menenangkan dan meningkatkan fungsi mental menjadi yang lebih baik.
2.
Asiaticoside berfungsi meningkatkan
perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan
jaringan ikat.
3.
Dosis tinggi dari glikosida saponin akan
menghasilkan efek pereda rasa nyeri.
4.
Saponin yang terkandung dalam tanaman ini
mempunyai manfaat mempengaruhi collagen misalnya dalam menghambat produksi
jaringan bekas luka yang berlebihan (Bown, 2001).
Asiatic acid juga mungkin memiliki sifat
anti-angiogenesis. Selain itu, persiapan topikal telah terbukti memiliki unik
penyembuhan luka-sifat yang mungkin bermanfaat bagi pasien tumor otak dalam
pemulihan mereka dari operasi. Selain itu, risiko rendah efek samping yang
merugikan, sejarah panjang penggunaan sukses dalam pengobatan tradisional,
bukti substansial bahwa itu melintasi penghalang darah otak, dan bukti yang
relatif baru bahwa itu adalah sitotoksik untuk jalur sel kanker banyak,
menunjukkan bahwa asitic acid mungkin menjadi suplemen
pelengkap yang tepat untuk pengobatan tumor otak yang komprehensif.
Dalam sebuah penelitian yang unik diterbitkan pada
tahun 2006.Science Biomaterial dan Laboratorium Teknik di Institut Teknologi
Massachusetts (MIT) menemukan bahwa asiatic acid menyebabkan
dosis dan waktu bergantung kematian sel dalam baris sel glioblastoma umum,
U-87MG. Hal ini terjadi melalui kematian sel apoptosis, Ca 2
+-dimediasi kematian sel nekrotik, dan aktivasi caspase-9 dan
caspase-3c(Cho, Choi,Cardone,Kim,Sinskey, 2006).
Untuk pasien tumor otak, asiatic acid banyak
juga manfaatnya. Diantar divalidasi ilmiah-efek yang dapat digunakan oleh
pasien tumor otak, asiatic acid menyediakan:
1.
Sitotoksisitas terhadap berbagai jenis sel
kanker
2.
Perlindungan terhadap glutamat-induced
neurodegeneration
3.
Sifat penyembuhan luka
4.
Anti-inflamasi; diuretik ringan
5.
Nitrat oksida penghambatan
6.
Adaptogenik properti
7.
Menurunkan tekanan darah
8.
Mengurangi edema kaki
(Grimaldi, De Ponti,
D’Angelo, Caravaggi, Guidi, Lecchini, Frigo, Crema, 1990).
Kegunaan lain dari herba
pegagan adalah efek stimulasi pada sintesis kolagen dengan cara yang tergantung
dosis, ekstrak pegagan menjadi bahan potensial dalam produk perawatan
kulit untuk memulihkan kulit kekencangan, elastisitas dan memperbaiki
penampilan kulit
No comments:
Post a Comment