PERAN dan BAGIAN ENZIM
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis didalam
tubuh makhluk hidup. Karena bekerja sebagai katalis dalam tubuh makhluk hidup,
enzim disebut juga biokatalisator. Enzim dapat bertindak sebagai katalis yang
dapat meningkat kecepatan reaksi kimia tetapi tidak berubah dalam reaksi kimia
tersebut. Molekul yang bereaksi didalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim
tersebut substrat dan molekul yang dihasilkan disebut produk.
Enzim dibuat dalam
sel-sel yang hidup. Sebagian besar enzim bekerja didalam sel disebut enzim
intraseluler. Contoh enzim intraseluler adalah katalase. Beberapa enzim dibuat
dalam sel, kemudian dikeluarkan dari dalam sel untuk melakukan fungsinya
disebut enzim ekstraseluler. Contoh enzim ekstraseluler adalah enzim-enzim
pencernaan.
Enzim dikatakan
sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam proses
aktifitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan
sifatnya sangat khas, dalam jumlah yang sangat kecil. Enzim dapat mengatur
reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan kehilangan
aktifitasnya akibat panas, asam atau basa kuat, larut organik atau apa saja
yang bisa menyebabkan denaturasi protein.
Enzim dikatakan
mempunyai sifat sangat khas karena hanya bekerja pada subtrat tertentu dan
bentuk reaksi tertentu. Misalnya enzim urease, substratnya ialah urea dan
bentuk reaksinya ialah mengubah substrat menjadi amonia dan karbon dioksida.
Bagian-Bagian Enzim :
·
Seperti halnya protein
lain, enzim memiliki BM antara 12,000 – 1 juta kd
·
Beberapa enzim tidak
membutuhkan molekul kimiawi lain untuk aktifitasnya, beberapa membutuhkan à kofaktor / koenzim
·
Kofaktor à ion-ion inorganik yg dibutuhkan enzim untuk melakukan
fungsinya
·
Koenzim à molekul organik (komplek) yang dibutuhkan enziim untuk
melakukan fungsinya
·
Koenzim atau kofaktor
yang terikat sangat kuat bahkan terikat dengan ikatan kovalen dengan
enzim à gugus
prostetik
·
Enzim aktif lengkap
dengan semua komponennya à holoenzim
·
Bagian yang terdiri
dari protein saja pada suatu enzim à Apoenzim /
apoprotein
·
Fungsi koenzim adalah
sebagai karier sementara dari gugus fungsional yg berperan dalam reaksi
ensimatis tersebut.
B.
PENGGOLONGAN ENZIM
1.
Penggolongan
(Klasifikasi) enzim
1.
Hidrolase
Hidrolase merupakan
enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi
atas kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu :
A.
Karbohidrase, yaitu
enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang
diuraikannya, misal :
a.
Amilase, yaitu enzim
yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu
disakarida).
2 (C6H10O5)n
+ n H2O n C12H22O11
b.
Maltase, yaitu enzim
yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
C12H22O11 + H20 2 C6H12O6
c.
Sukrase, yaitu enzim
yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.
d.
Laktase, yaitu enzim
yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
e.
Selulase, emzim yang
menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu
disakarida)
f.
Pektinase, yaitu enzim
yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
B.
Esterase, yaitu
enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya :
a.
Lipase, yaitu enzim
yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
b.
Fosfatase, yaitu enzim
yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
C.
Proteinase atau
Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a.
Peptidase, yaitu enzim
yang menguraikan peptida menjadi asam amino.
b.
Gelatinase, yaitu
enzim yang menguraikan gelatin.
c.
Renin, yaitu enzim
yang menguraikan kasein dari susu.
2.
Oksidase dan reduktase
, yaitu enzime yang menolong dalam proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
a.
Dehidrogenase : enzim
ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil
oksidasi.
b.
Katalase : enzim yang
menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
2.
Desmolase , yaitu
enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
a.
Karboksilase : yaitu
enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
b.
Transaminase : yaitu
enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu asam
organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim
berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya.Eksoenzim
ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel. Endoenzim ialah enzim yang
aktivitasnya didalam sel.
Selain eksoenzim dan endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif
dan enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-menerus
oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak. Enzim induktif (enzim
adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat atau
senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan enzim beta-galaktosida pada
escherichia coli yang diinduksi oleh laktosa sebagai substratnya. Tetapi ada
senyawa lain juga yang dapat menginduksi enzim tersebut walaupun tidak
merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa adanya laktosa atau melibiosa,
maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi sintesisnya akan dimulai
bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.
C.
MEKANISME KERJA ENZIM
Mekanisme katalis enzimatik
sangat menyerupai mekanisme reaksi kimia. Meskipun demikian, berbeda dengan katalisator anorganik atau
organic yang lebih sederhana, enzim memperlihatkan
urutan spesifisitas substrat yang sangat tinggi dan efisiensi katalitik yang
luar biasa- konsekuensi perkembangan evolusioner tapak-tapak aktif yang sudah
berlangsung sangat lama serta secara khusus diselaraskan untuk katalisis reaksi
indifidual yang cepatdan selektif.
Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory).
Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok, menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
Lintasan yang digunakan enzim untuk mengubah substrat menjadi produk melibatkan serangkaian intermediate yang terikat enzim, dan bukan satu intermediate substrat-enzim tunggal. Tujuan akhir penelitian mekanisme ini adalah untuk memahami, pada tingkat molekular, mengapa enzim merupakan katalisator yang efisien dan spesifik. Tujuan ini memerlukan pengidentifikasian langkah yang menentukan kecepatan keseluruhan reaksi, karakterisasi semua intermediat yang terikat-enzim, serta identifikasi ion logam atau gugus fungsional mana pada residu asam amino, koenzim, atau gugus prostetik yang turut terlibat di dalam pengikatan substrat, produk serta intermediate pada tapak aktif dan berpartisipasi langsung dalam katalisis. Berdasarkan analogi dengan metabolisme intermediate, penelitian terhadap intermediat dalam lintasan metabolik, penelitian terhadap intermediate yang terikat-enzim yang terbentuk dalam proses katalisis telah secara tepat disebut sebagai “enzimologi-intermediat.” Dalam bab ini, sifat utama katalisis enzimatik digambarkan oleh enzim kimotripsin, suatu protein yang relatif sederhana dan tidak mengandung koenzim, gugus prostetik, atau ion logam.
Protease kimotripsin (CT, chymotrypsin) melukiskan banyak sifat umum katalisisenzimatik. Sifat-sifat ini mencakup pembentukan intermediat yang terikat-enzim (CT-PNPA dan CT-Ac), sifat katalisis yang bertahap (tiga reaksi parsial), karakter yang menentukan kecepatan pada reaksi parsial tunggal (hidrolisis CT-Ac), dan pelepasan produk secara sekuensial (fenol yang diikuti oleh asetat). Fungsi asam amino tertentu pada tapak katalitik dilukiskan lewat peranan residu Ser (Ser 195) sebagai akseptor gugus (Ac) yang menjalani pemindahan ke air, dan oleh peranan residu Ser, His, serta Asp yang spesifik dalam membentuk jaringan pemancar muatan. Di samping itu, jaringan pemancar ini melukiskan bahwa residu asam amino yang terletak jauh terpisah dalam pengertian struktur primer (Ser 195, His 57, dan Asp 102) dapat membentuk bagian yang barsambungan pada tapak katalitik enzim. Proteolisis selekif terhadap praprotein kimotripsinogen inaktf akan menciptakan tapak aktif kimotripsin dan membawa ketiga residu yang menyusun kompleks pemancar-muatan tersebut ke dalam jarak pembantukan-ikatan satu sama lain.
Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory).
Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok, menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
Lintasan yang digunakan enzim untuk mengubah substrat menjadi produk melibatkan serangkaian intermediate yang terikat enzim, dan bukan satu intermediate substrat-enzim tunggal. Tujuan akhir penelitian mekanisme ini adalah untuk memahami, pada tingkat molekular, mengapa enzim merupakan katalisator yang efisien dan spesifik. Tujuan ini memerlukan pengidentifikasian langkah yang menentukan kecepatan keseluruhan reaksi, karakterisasi semua intermediat yang terikat-enzim, serta identifikasi ion logam atau gugus fungsional mana pada residu asam amino, koenzim, atau gugus prostetik yang turut terlibat di dalam pengikatan substrat, produk serta intermediate pada tapak aktif dan berpartisipasi langsung dalam katalisis. Berdasarkan analogi dengan metabolisme intermediate, penelitian terhadap intermediat dalam lintasan metabolik, penelitian terhadap intermediate yang terikat-enzim yang terbentuk dalam proses katalisis telah secara tepat disebut sebagai “enzimologi-intermediat.” Dalam bab ini, sifat utama katalisis enzimatik digambarkan oleh enzim kimotripsin, suatu protein yang relatif sederhana dan tidak mengandung koenzim, gugus prostetik, atau ion logam.
Protease kimotripsin (CT, chymotrypsin) melukiskan banyak sifat umum katalisisenzimatik. Sifat-sifat ini mencakup pembentukan intermediat yang terikat-enzim (CT-PNPA dan CT-Ac), sifat katalisis yang bertahap (tiga reaksi parsial), karakter yang menentukan kecepatan pada reaksi parsial tunggal (hidrolisis CT-Ac), dan pelepasan produk secara sekuensial (fenol yang diikuti oleh asetat). Fungsi asam amino tertentu pada tapak katalitik dilukiskan lewat peranan residu Ser (Ser 195) sebagai akseptor gugus (Ac) yang menjalani pemindahan ke air, dan oleh peranan residu Ser, His, serta Asp yang spesifik dalam membentuk jaringan pemancar muatan. Di samping itu, jaringan pemancar ini melukiskan bahwa residu asam amino yang terletak jauh terpisah dalam pengertian struktur primer (Ser 195, His 57, dan Asp 102) dapat membentuk bagian yang barsambungan pada tapak katalitik enzim. Proteolisis selekif terhadap praprotein kimotripsinogen inaktf akan menciptakan tapak aktif kimotripsin dan membawa ketiga residu yang menyusun kompleks pemancar-muatan tersebut ke dalam jarak pembantukan-ikatan satu sama lain.
Selama katalisis,
residu tapak katalitik dapat bekerja sebagai asam umum (Glu, Asp) atau basa
umum (His, Arg, Lys). Penambahan substrat dan pelepasan produk dapat berlanjut
dengan cara yang tersusun teratur atau acak (random). Dalam mekanisme Ping-Pong
(misal, transaminasi), reaksi berlangsung lewat peristiwa penambahan substrat
yang berselang-seling dengan pelepasan produk.
Ion logam memfasilitasi pengikat substrat dan katalisis dengan membentuk beberapa jenis komleks jembatan dari enzim, logam, serta substrat. Ion logam dapat berfungsi sebagai katalisator asam umum atau dapat memudahkan mendekatnya reaktan.
Ion logam memfasilitasi pengikat substrat dan katalisis dengan membentuk beberapa jenis komleks jembatan dari enzim, logam, serta substrat. Ion logam dapat berfungsi sebagai katalisator asam umum atau dapat memudahkan mendekatnya reaktan.
Sebagai katalis dalam reaksi-reaksi di dalam tubuh organisme, enzim memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan suhu yang tepat
2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa mengubah kesetimbangan reaksi.
4. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik.
Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan lain-lain.
D.
MEKANISME PENGHAMBATAN
BALIK dan PENGAKTIFAN BALIK
Penghambatan Reaksi
Enzimatis
Kerja enzim dapat
dihambat secara reversible atau irreversible
Irreversible à pembentukan atau pemecahan ikatan kovalen dalam enzim
Reversible à suatu senyawa dapat terikat dan kemudian dpt lepas kembali
Reversible inhibitor
ini dpt dibagi :
·
competitive
·
non-competitive
·
un-competitive
penghambatan
competitive
inhibitor bersaing dgn
substrat untuk terikat pd sisi aktif
Biasanya inhibitor
berupa senyawa yg menyerupai substratnya, & mengikat enzim membentuk
komplek EI karena terikat secara reversible à penghambatannya biasa, yaitu ketika ditambah substrat maka
penghambatan berkurang
penghambatan
non-competitive
inhibitor terikat pada
sisi lain dari enzim (bkn sisi aktif) jadi tidak memblok pembtkan
enzim-substrat komplek. Enzim menjadi tidak aktif ketika inhibitor
terikat walau enzim mengikat substrat. Inhibitor mengurangi konsentrasi
enzim yg aktif, sehingga mempengaruhi Vmax –nya
Penghambatan
un-competitive
Terikat pd sisi selain
sisi aktif enzim
Berbeda dgn non-competitive à inhibitor ini hanya terikat pd ES komplek. Sehingga
tidak terikat pd enzim bebas Vmax berubah, dan Km juga
berubah
E.
PEMBENTUKAN KOMPLEKS
ENZIM-SUBSTRAT
Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan
konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat,
diperlukan adanya kontak antara enzim dengan substrat. Kontak ini terjadi pada
suatu tempat atau bagian enzim yang disebut bagian aktif. Pada konsentrasi
substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung sedikit substrat. Bila
konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan
dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks
enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan
reaksi. Namun dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak
menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga
jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
F.
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
1.
Temperatur atau suhu
Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas menurun
dan enzim menjadi rusak.
Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas menurun
dan enzim menjadi rusak.
2.
Air
Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mu-lailah
biji berkecambah.
Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mu-lailah
biji berkecambah.
3.
pH
Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali menjadi substrat.
Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali menjadi substrat.
4.
Hasil akhir
Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi. Apabila
hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi. Apabila
hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
5.
Substrat
Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi
enzim tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali lipat, maka hasil akhir juga dua kali lipat. Zat-zat penghambat Zat-zat penghambat adalah zat-zat kimia yang menghambat aktivitas kerja enzim. Contoh, garam-garam dari logam berat, seperti raksa.
Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi
enzim tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali lipat, maka hasil akhir juga dua kali lipat. Zat-zat penghambat Zat-zat penghambat adalah zat-zat kimia yang menghambat aktivitas kerja enzim. Contoh, garam-garam dari logam berat, seperti raksa.
BAB III
PERTANYAAN dan PEMBAHASAN
1.
Jelaskan mengenai
peran enzim dan penggolongan enzim beserta contohnya!
Enzim merupakan
protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup. Karena
bekerja sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup, enzim disebut
biokatalisator.
Penggolongan enzim :
1.
Hidrolase
Hidrolase merupakan
enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi
atas kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu :
A.
Karbohidrase, yaitu
enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang
diuraikannya, misal :
a.
Amilase, yaitu enzim
yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu
disakarida).
b.
Maltase, yaitu enzim
yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
c.
Sukrase, yaitu enzim
yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.
d.
Laktase, yaitu enzim
yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
e.
Selulase, emzim yang
menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu
disakarida)
f.
Pektinase, yaitu enzim
yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
B.
Esterase, yaitu
enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya :
a.
Lipase, yaitu enzim
yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
b.
Fosfatase, yaitu enzim
yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
B.
Proteinase atau
Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a.
Peptidase, yaitu enzim
yang menguraikan peptida menjadi asam amino.
b.
Gelatinase, yaitu
enzim yang menguraikan gelatin.
c.
Renin, yaitu enzim
yang menguraikan kasein dari susu.
2.
Oksidase dan reduktase
, yaitu enzime yang menolong dalam proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
a.
Dehidrogenase : enzim
ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil
oksidasi.
b.
Katalase : enzim yang
menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
2.
Desmolase , yaitu
enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
a.
Karboksilase : yaitu
enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
b.
Transaminase : yaitu
enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu asam
organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
2.
Jelaskan mengenai
bagian-bagian enzim!
·
Seperti halnya protein
lain, enzim memiliki BM antara 12,000 – 1 juta kd
·
Beberapa enzim tidak
membutuhkan molekul kimiawi lain untuk aktifitasnya, beberapa membutuhkan à kofaktor / koenzim
·
Kofaktor à ion-ion inorganik yg dibutuhkan enzim untuk melakukan
fungsinya
·
Koenzim à molekul organik (komplek) yang dibutuhkan enziim untuk
melakukan fungsinya
·
Koenzim atau kofaktor
yang terikat sangat kuat bahkan terikat dengan ikatan kovalen dengan
enzim à gugus
prostetik
·
Enzim aktif lengkap
dengan semua komponennya à holoenzim
·
Bagian yang terdiri
dari protein saja pada suatu enzim à Apoenzim /
apoprotein
·
Fungsi koenzim adalah
sebagai karier sementara dari gugus fungsional yg berperan dalam reaksi
ensimatis tersebut.
3.
Bagaimana mekanisme
kerja enzim?
1.
Model kunci – dan anak
kunci
diusulkan oleh Emil
Fisher pada tahun 1894, yang menyatakan bahwa bentuk molekul substrat dengan
sisi aktif enzim serupa dengan anak kunci dengan kuncinya.
2) Induced-fit model
diusulkan pada tahun
1958 oleh Daniel E. Koshland, Jr. yang menyatakan bahwa terikatnya substrat
menyebabkan perubahan konformasi pada bagian sisi aktif enzim.
4.
Jelaskan apa yang
dimaksud :
a.
Isozym
b.
Allosterik
c.
Active site
a.
isozym adalah: dalam
suatu campuran terdapat lebih dari satu enzim yang dapat berperan dalam suatu
substrat untuk memberikan suatu hasil yang sama.
b.
Sisi aktif enzim
(active site) adalah bagian dari molekul enzim tempat berikatannya substrat,
untuk membentuk kompleks enzim substrat, dan selanjutnyamembentuk produk akhir.
c.
Enzim alosterik adalah
enzim yang memiliki titik kontrol lainnya tempat substrat berikatan
selain sisi aktif enzim
5.
Kemukakan suatu model
hipotesis mengenai pengaktifan dan penghambatan enzim dengan menyertakan
senyawa pemacu dan penghambat!
kecepatan kerja enzim
dapat dipengaruhi oleh kehadiran suatu molekul lain yang dapat berperan sebagai
pemicu (activator) atau penghambat (inhibitor),
keduanya biasanya disebut secara bersama-sama sebagai efektor. Pola
umum pengontrolan jalur metabolisme biasanya terjadi ketika enzim pertama pada
jalur metabolisme tersebut dihambat kerjanya oleh hasil akhir dari jalur
metabolisme tersebut. Penghambatan ini biasanya dinamakan feedback
inhibition
A → B → C → D → Z → ↓
E1 E2 E3 E4 En ↓
└- - - - - - - - - - - - - - - ┘
E1 dihambat oleh
produk (Z)
Pengontrolan
model feedback inhibition, dimana enzim yang bekerja pada
tahap awal (E1) dihambat kerjanya oleh produk akhir (Z), memberikan keuntungan
pada sel, yaitu organisme tersebut dapat mengatur supply energi, dan mencegah
menumpuknya senyawa intermediet (B-C-D …) selama proses metabolisme terjadi.
Banyak jalur metabolisme dalam tubuh organisme berbentuk cabang, sehingga
proses feedback inhibition yang terjadi dapat berlangsung di
beberapa lokasi.
Mekanisme penghambatan
ini dinamakan sequential feedback inhibition.
E3 dihambat oleh Y
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
↓ D → → → Y
E3 E4 En
A B → C
→
E1 E2 E3
↑_ _ _ _ _ _ _ _ _ _│
↑ E → → → →Z
E1 dihambat oleh C │_
_ _ _ _ _ _ E4_ _ _ En_ _│
E3 dihambat oleh Z
6.
Bagaimana mekanisme
pengahmbatan balik dan pengaktifan balik, jelaskan?!
Penghambatan Reaksi
Enzimatis
Kerja enzim dapat
dihambat secara reversible atau irreversible
Irreversible à pembentukan atau pemecahan ikatan kovalen dalam enzim
Reversible à suatu senyawa dapat terikat dan kemudian dpt lepas kembali
Reversible inhibitor
ini dpt dibagi :
·
competitive
·
non-competitive
·
un-competitive
penghambatan
competitive
inhibitor bersaing dgn
substrat untuk terikat pd sisi aktif
Biasanya inhibitor
berupa senyawa yg menyerupai substratnya, & mengikat enzim membentuk
komplek EI karena terikat secara reversible à penghambatannya biasa, yaitu ketika ditambah substrat maka
penghambatan berkurang
penghambatan
non-competitive
inhibitor terikat pada
sisi lain dari enzim (bkn sisi aktif) jadi tidak memblok pembtkan
enzim-substrat komplek. Enzim menjadi tidak aktif ketika inhibitor
terikat walau enzim mengikat substrat. Inhibitor mengurangi konsentrasi
enzim yg aktif, sehingga mempengaruhi Vmax –nya
Penghambatan
un-competitive
Terikat pd sisi selain
sisi aktif enzim
Berbeda dgn non-competitive à inhibitor ini hanya terikat pd ES komplek. Sehingga
tidak terikat pd enzim bebas Vmax berubah, dan Km juga
berubah
7.
Jelaskan bagaimana
terjadinya pembentukan kompleks enzim-substrat!
Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan
konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim dengan substrat. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut bagian aktif. Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Namun dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim dengan substrat. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut bagian aktif. Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Namun dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
8.
Faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi aktivitas enzim?
1.
Temperatur atau suhu
Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas menurun
dan enzim menjadi rusak.
Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas menurun
dan enzim menjadi rusak.
2.
Air
Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mu-lailah
biji berkecambah.
Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mu-lailah
biji berkecambah.
3.
pH
Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali menjadi substrat.
Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali menjadi substrat.
4.
Hasil akhir
Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi. Apabila
hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi. Apabila
hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
5.
Substrat
Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi
enzim tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali lipat, maka hasil akhir juga dua kali lipat. Zat-zat penghambat Zat-zat penghambat adalah zat-zat kimia yang menghambat aktivitas kerja enzim. Contoh, garam-garam dari logam berat, seperti raksa.
Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi
enzim tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali lipat, maka hasil akhir juga dua kali lipat. Zat-zat penghambat Zat-zat penghambat adalah zat-zat kimia yang menghambat aktivitas kerja enzim. Contoh, garam-garam dari logam berat, seperti raksa.
No comments:
Post a Comment