Bobot Jenis dan
Rapat jenis
Defenisi
Bobot Jenis dan Rapat Jenis
Bobot jenis suatu zat adalah
perbandingan antara bobot zat disbanding dengan volume zat pada suhu tetentu
(Biasanya 25oC). Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara
bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis air pada suhu tertentu (biasanya
dinyatakan sebagai 25o/25o, 25o/4o,
4o/4o). Untuk bidang farmasi, biasanya 25o/25o
(1).
Bobot jenis adalah perbandingan bobot
zat terhadap air volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama (2).
Menurut defenisi, rapat jenis adalah
perbandingan yang dinyatakan dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat
dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama
atau temperature yang telah diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat
cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot
jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang
tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan
(3).
Pada 4oC, kepadatan air
adalah 1 g dalam satu centimeter kubik. Karena USP menetapkan 1 ml dapat
dianggap equivalent dengan 1 cc, dalam farmasi, berat 1 g air dianggap 1 ml (3).
Bobot jenis adalah konstanta/tetapan
bahan tergantung pasa suhu untuk tubuh padat, cair dan bentuk gas yang homogen.
Didefenisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volume (v)
(4)
Angka bobot jenis menggambarkan suatu
angka hubngan tanpa dimensi, yang ditarik dari bobot jenis air pada 4oC
( = 1,000 graml-1 ) (4).
Bobot jenis relative dari
farmakope-farmakope adalah ebaliknya suatu besaran ditarik dari bobot dan
menggambarkan hubungan berat dengan bagian volume yang sama dari zat yang
diteliti dengan air, keduanya diukur dalam udara dan pada 200C (4).
Penentuan Bobot Jenis dan Rapat jenis
Penentuan bobot jenis berlangsung dengan
piknometer, Areometer, timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan cara
manometris (4).
Ada beberapa alat untuk mengukur bobot
jenis dan rapat jenis, yaitu menggunakan piknometer, neraca hidrostatis (neraca
air), neraca Reimann, beraca Mohr Westphal (5).
Bobot jenis zat cair
Metode Piknometer
. Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan
yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air.
Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer yang sudah ditera, dengan
isi ruang dalam ml dan suhu tetentu (20oC). Ketelitian metode
piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya
volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe
piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet (6).
Neraca Mohr Westphal
dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Terdiri atas tua dengan 10 buah
lekuk untuk menggantungkan anting, pada ujung lekuk yang ke 10 tergantung
sebuah benda celup C terbuat dari gelas (kaca) pejal (tidak berongga), ada yang
dalam benda celup dilengkapi dengan sebuah thermometer kecil untuk mengetahui
susu cairan yang diukur massa jenisnya, neraca seimbang jika ujum jarum D tepat
pada jarum T (5).
Densimeter
merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat cair secara langsung.
Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara langsung menyatakan massa
jenis zat cair yang permukaannya tepat pada angka yang tertera (5).
Bobot jenis zat padat
Menurut defenisi kerapatan :
Dapat ditentukan pada volume V suatu
bentuk pada dengan menimbangan massa m. Volume V dengan permukaan bentuk
teratur dapat dihitung dari bentuk geometrisnya. Untuk penentuan kerapatan
bentuk pdata yang volumenya tidak teratur, V dapat ditentukan melalui pendesakan
volume cairan (6)
Referensi
:
- Tim
Asisten.,(2006),”Penuntun Praktikum Farmasi Fisika”, Jurusan
Farmasi, Universitas Hasanuddin, 34,35.
- Ditjen
POM.,(1995),”Farmakope Indonesia “, Edisi IV, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta, 1031.
- Ansel
H.C.,(1989),”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, Terjemahan
Faridah Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 625,626.
- Voight,R.,(1994).”Buku
Pelajaran Teknologi Farmasi”, Terjemahan Dr. Soendani Noerono,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 65.
- Sutoyo.,(1993),”Fisika”,
Bina Usaha, Jakarta, 39,45.
- Roth, Herman
J.,(1994),”Analisis Farmasi”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 466.
No comments:
Post a Comment