Tuesday, 14 March 2017

Kasus Epilepsi - Kehamilan

Kasus Epilepsi - Kehamilan

Kasus :
Nn.X (25 thn) seorang penderita epilepsi, setiap hari mengkonsumsi asam valproat dosis normal. Nn.X baru saja menikah dan pada saat ini pergi kedokter untuk merencakan punya anak.
Analisis dengan metode SOAP
SUBJECTIF
-          Identitas pasien
Nama                           : Nn.X
Usia                             : 25 tahun
Jenis kelamin               : Wanita
-          Riwayat penyakit        : Penderita epilepsi
-          Riwayat pengobatan   : Mengkonsumsi asam valproat dosis normal
-          Sedang merencanakan punya anak
OBJECTIF   
Menderita epilepsi
ASSESMENT
            Nn.X menderita epilepsi dan sedang merencanakan punya anak
PLANNING
-          Terapi non-farmakologi
Skrining prenatal harus ditawarkan

-          Terapi farmakologi
1.       Apabila asam valproat tersebut efektif untuk mengatasi kejang pada kasus epilepsinya tetap diberikan asam valproat dengan dosis minimal pada trimester pertama dan pada trimester ketiga kehamilan dapat diberikan dosis normal.

2.      Jika asam valproat kurang efektif dapat diberikan obat fenobarbital sebab obat ini merupakan salah satu obat anti epilepi yang  paling aman selama kehamilan. Meskipun fenobarbital tidak membawa risiko teratogenik, bagi kebanyakan wanita penghentian obat anti epilepsi sebelum kehamilan bukanlah pilihan yang realistis. Keputusan untuk menjalani sidang penarikan obat anti epilepsi sebelum kehamilan direncanakan,harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama digunakan untuk obat anti epilepsy  penarikan setiap orang dengan epilepsi. Lancip harus menyelesaikan minimal 6 bulan sebelum rencana konsepsi untuk memberikan beberapa jaminan bahwa kejang tidak akan recur

3.      Diberikan suplemen vitamin K1 sebesar 20 mg/hari untuk mencegah pendarahan neonatal (mencegah gangguan hemoragik neonatal). Perencanaan dan pengelolaan setiap kehamilan pada wanita dengan epilepsi harus cermat karena sangat penting untuk meningkatkan kesehatan bagi ibu dan bayi.



PEMBAHASAN
                kunjungan awal antara dokter dan seorang wanita dengan epilepsi usia subur harus mencakup diskusi tentang keluarga berencana. Topik harus mencakup pengendalian kelahiran yang efektif, pentingnya kehamilan yang direncanakan dengan obat antiepilepsi (AED) optimasi dan folat dukungan plementation sebelum konsepsi, komplikasi obstetrik, dan teratogenitas dari AED versus risiko kejang selama kehamilan. Tujuannya adalah kontrol yang efektif dari kejang ibu dengan resiko minimal pada janin. Pengaruh kehamilan pada frekuensi kejang adalah variabel dan tak terduga antara pasien.
                Keturunan wanita dengan epilepsi juga pada peningkatan risiko untuk gangguan perdarahan neonatal yang nantinya akan menginduksi kekurangan vitamin K dalam janin mencakup CBZ, fenitoin, fenobarbital, ethosuximide, vigabatrin, primidone, diazepam, mephobarbital, dan amobarbital jadi perlu menerima suplemen vitamin K1.

No comments:

Post a Comment

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT            Berbagai peralatan yang diperlukan di Rumah Sakit seperti alat untuk menginfus da...