10 Langkah
Membangun Keamanan dan Keselamatan Laboratorium
1. Kembangkan
pernyataan kebijakan keselamatan dan keamanan.
Menerapkan kebijakan
formal untuk mendefinisikan, mendokumentasikan, dan menyetujui sistem manajemen
keselamatan dan keamanan kimia. Pernyataan kebijakan formal menetapkan harapan
dan menyampaikan keinginan lembaga.
2. Tunjuk
Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia.
Tugaskan Petugas
Keselamatan dan Keamanan Kimia (CSSO) untuk mengawasi program manajemen
keselamatan dan keamanan. Berikan waktu dan sumber daya khusus serta kewenangan
yang diperlukan CSSO untuk melaksanakan tanggung jawabnya. CSSO harus memiliki
akses langkah, jika diperlukan, ke pejabat senior yang bertanggung jawab kepada
publik.
3. Identifikasi
dan atasi situasi yang sangat berbahaya.
Laksanakan evaluasi
berbasis risiko untuk menentukan dampak dan kecukupan upaya kendali yang ada,
memprioritaskan kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan berdasarkan
tingkat kepentingan dan sumber daya yang tersedia. Informasi yang dikumpulkan
akan memberi dasar bagi terciptanya system manajemen keselamatan yang kokoh,
serta membantu memprioritaskan berbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan
dan keamanan.
4. Terapkan
kendali administratif.
Kendali administratif
menjelaskan peraturan dan prosedur lembaga tentang praktik keselamatan dan
keamanan dan menetapkan tanggung jawab para individu yang terlibat. Kendali
administratif juga harus memberikan mekanisme untuk mengelola dan menanggapi
perubahan, seperti prosedur, teknologi, ketentuan hukum, staf, dan perubahan
lembaga. Kontrol ini meliputi peraturan keselamatan umum, prosedur kebersihan
dan pemeliharaan laboratorium, panduan
penggunaan bahan dan peralatan, dan dokumen lain yang bisa digunakan untuk
menyampaikan peraturan dan harapan kepada semua pegawai laboratorium.
5. Terapkan
prosedur manajemen bahan kimia.
Manajemen bahan kimia
adalah komponen yang sangat penting dari program keselamatan laboratorium dan
meliputi prosedur tertentu untuk:
·
penanganan bahan kimia laboratorium, termasuk
ventilasi yang memadai, penggunaan peralatan perlindungan diri (PPE) secara
tepat, dan peraturan dan prosedur lembaga, terutama untuk tumpahan dan keadaan
darurat;
·
penyimpanan bahan
kimia
·
pengangkutan dan
pengiriman bahan kimia; dan
·
pembuangan limbah
kimia.
6. Kenakan
Peralatan Pelindung Diri dan Peralatan Kendali Teknik.
Setiap lembaga harus
menyediakan fasilitas dan peralatan yang tepat untuk pegawai laboratorium.
Peralatan kendali teknik seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat,
atau kotak sarung tangan, merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya
di laboratorium kimia.
Peralatan pelindung diri, seperti kaca mata pengaman, kaca mata pelindung, dan
pelindung wajah, harus melengkapi peralatan kendali teknik.
7. Latih,
komunikasikan, dan bina.
Cara terbaik
menciptakan budaya keselamatan di tempat kerja adalah dengan memberi teladan
yang baik setiap hari dengan mematuhi dan menegakkan peraturan dan prosedur
keselamatan dan keamanan setiap hari. Sangatlah penting untuk membentuk sistem
pelatihan dan pembinaan semua orang yang bekerja di laboratorium. Setiap lembaga
harus menentukan saluran komunikasi yang efektif tentang keselamatan bahan
kimia dengan pegawai disemua tingkat lembaga. Bahan di perangkat pengembangan
(toolkit) yang menyertai buku ini meliputi studi kasus dan sumber daya lain
yang berguna untuk melatih manajer laboratorium dan staf.
8. Evaluasi
fasilitas dan atasi kelemahannya.
Rancang semua
laboratorium untuk memudahkan kerja eksperimen serta mengurangi kecelakaan.
Keselamatan dan keamanan harus dipertimbangkan saat merancang dan memelihara laboratorium
dan ruang kerjanya.
9. Rencana
untuk keadaan darurat Setiap laboratorium lembaga, departemen, dan individu
harus memiliki rencana kesiapan keadaan darurat.
Langkah-langkah
pengembangan rencana keadaan darurat meliputi:
·
mengidentifi kasi
pembuat keputusan dan pemangku kepentingan, seperti prioritas laboratorium.
·
membuat rencana
keadaan darurat yang teridentifikasi dalam langkah pertama; dan
·
melatih staf tentang
prosedur yang dijabarkan dalam rencana tersebut.
10. Identifi
kasi dan atasi halangan kepatuhan terhadap keselamatan dan keamanan.
Seperti dibahas
sebelumnya, ada banyak halangan kepatuhan terhadap sistem keselamatan dan
keamanan, termasuk perubahan pegawai dan kondisi yang khusus satu laboratorium
tertentu. Lembaga harus mengidentifi kasi halangan-halangan ini dan menetapkan
insentif agar pegawai laboratorium mematuhi upaya keselamatan dan keamanan.
No comments:
Post a Comment