Sunday, 5 March 2017

10 Langkah Membangun Keamanan dan Keselamatan Laboratorium

10 Langkah Membangun Keamanan dan Keselamatan Laboratorium
1.     Kembangkan pernyataan kebijakan keselamatan dan keamanan.
Menerapkan kebijakan formal untuk mendefinisikan, mendokumentasikan, dan menyetujui sistem manajemen keselamatan dan keamanan kimia. Pernyataan kebijakan formal menetapkan harapan dan menyampaikan keinginan lembaga.
2.     Tunjuk Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia.
Tugaskan Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia (CSSO) untuk mengawasi program manajemen keselamatan dan keamanan. Berikan waktu dan sumber daya khusus serta kewenangan yang diperlukan CSSO untuk melaksanakan tanggung jawabnya. CSSO harus memiliki akses langkah, jika diperlukan, ke pejabat senior yang bertanggung jawab kepada publik.
3.     Identifikasi dan atasi situasi yang sangat berbahaya.
Laksanakan evaluasi berbasis risiko untuk menentukan dampak dan kecukupan upaya kendali yang ada, memprioritaskan kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan dan sumber daya yang tersedia. Informasi yang dikumpulkan akan memberi dasar bagi terciptanya system manajemen keselamatan yang kokoh, serta membantu memprioritaskan berbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan.
4.     Terapkan kendali administratif.
Kendali administratif menjelaskan peraturan dan prosedur lembaga tentang praktik keselamatan dan keamanan dan menetapkan tanggung jawab para individu yang terlibat. Kendali administratif juga harus memberikan mekanisme untuk mengelola dan menanggapi perubahan, seperti prosedur, teknologi, ketentuan hukum, staf, dan perubahan lembaga. Kontrol ini meliputi peraturan keselamatan umum, prosedur kebersihan dan pemeliharaan laboratorium, panduan penggunaan bahan dan peralatan, dan dokumen lain yang bisa digunakan untuk menyampaikan peraturan dan harapan kepada semua pegawai laboratorium.
5.     Terapkan prosedur manajemen bahan kimia.
Manajemen bahan kimia adalah komponen yang sangat penting dari program keselamatan laboratorium dan meliputi prosedur tertentu untuk:
·         membeli bahan kimia
·         penanganan bahan kimia laboratorium, termasuk ventilasi yang memadai, penggunaan peralatan perlindungan diri (PPE) secara tepat, dan peraturan dan prosedur lembaga, terutama untuk tumpahan dan keadaan darurat;
·         penyimpanan bahan kimia
·         pelacakan inventaris atau mencari bahan kimia
·         pengangkutan dan pengiriman bahan kimia; dan
·         pembuangan limbah kimia.
6.     Kenakan Peralatan Pelindung Diri dan Peralatan Kendali Teknik.
Setiap lembaga harus menyediakan fasilitas dan peralatan yang tepat untuk pegawai laboratorium. Peralatan kendali teknik seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat, atau kotak sarung tangan, merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya di laboratorium kimia. Peralatan pelindung diri, seperti kaca mata pengaman, kaca mata pelindung, dan pelindung wajah, harus melengkapi peralatan kendali teknik.
7.     Latih, komunikasikan, dan bina.
Cara terbaik menciptakan budaya keselamatan di tempat kerja adalah dengan memberi teladan yang baik setiap hari dengan mematuhi dan menegakkan peraturan dan prosedur keselamatan dan keamanan setiap hari. Sangatlah penting untuk membentuk sistem pelatihan dan pembinaan semua orang yang bekerja di laboratorium. Setiap lembaga harus menentukan saluran komunikasi yang efektif tentang keselamatan bahan kimia dengan pegawai disemua tingkat lembaga. Bahan di perangkat pengembangan (toolkit) yang menyertai buku ini meliputi studi kasus dan sumber daya lain yang berguna untuk melatih manajer laboratorium dan staf.
8.     Evaluasi fasilitas dan atasi kelemahannya.
Rancang semua laboratorium untuk memudahkan kerja eksperimen serta mengurangi kecelakaan. Keselamatan dan keamanan harus dipertimbangkan saat merancang dan memelihara laboratorium dan ruang kerjanya.
9.    Rencana untuk keadaan darurat Setiap laboratorium lembaga, departemen, dan individu harus memiliki rencana kesiapan keadaan darurat.
Langkah-langkah pengembangan rencana keadaan darurat meliputi:
·         menilai jenis kecelakaan yang paling mungkin terjadi
·         mengidentifi kasi pembuat keputusan dan pemangku kepentingan, seperti prioritas laboratorium.
·         membuat rencana keadaan darurat yang teridentifikasi dalam langkah pertama; dan
·         melatih staf tentang prosedur yang dijabarkan dalam rencana tersebut.
10.  Identifi kasi dan atasi halangan kepatuhan terhadap keselamatan dan keamanan.
Seperti dibahas sebelumnya, ada banyak halangan kepatuhan terhadap sistem keselamatan dan keamanan, termasuk perubahan pegawai dan kondisi yang khusus satu laboratorium tertentu. Lembaga harus mengidentifi kasi halangan-halangan ini dan menetapkan insentif agar pegawai laboratorium mematuhi upaya keselamatan dan keamanan.


No comments:

Post a Comment

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT            Berbagai peralatan yang diperlukan di Rumah Sakit seperti alat untuk menginfus da...