GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA)
Insomnia berasal dari
bahasa Latin “in” yang berarti tidak, dan “somnus” yang berarti tidur(1),
sehingga insomnia dapat diartikan sebagai symptom/ gejala kelainan atau susah
tidur. Hal tersebut umumnya terjadi akibat adanya permasalahan psikologis,
ketakutan, fatigue, atau gangguan mood yang bersifat subjektif(2), (3).
KASUS:
Tn. Andrew
adalah pria berusia 66 tahun yang tidak mempunyai gejala psikologi atau
kejiwaan pada saat ini atau sebelumnya. Ia mengeluh sulit tidur. Setelah ia
tidur, ia mampu tetap tertidur hingga bangun di pagi hari. Ia merasa lelah
waktu bangun tidur karena ia tidak dapat tidur lebih dari tiga jam sebelum
akhirnya bangun untuk melakukan kegiatannya sehari-hari di rumah. Tn Andrew
didiagnosa mengalami insomnia.
RPD :
dislipidemia terkendali dengan simvastatin 10mg, 1x sehari malam hari.
Pertanyaan:
terapi apa yang Anda rekomendasikan untuk Tn. Andrew. Uraikan alasan
Penyelesaian dengan metode FARM :
Finding :
Tn. Andrew 66
tahun
Tidak memiliki
gejala psikologi atau kejiwaan saat ini atau sebelumnya.
Sulit tidur, dan
merasa lelah saat bangun tidur.
Didiagnosa
mengalami insomnia.
RPD :
dislipidemia terkendali simvastatin 10mg 1xsehari.
Assesment :
Medical Problem
|
Terapi
|
DRP’s
|
Resolution
|
Dislipidemia
Insomnia
|
Simvastatin 10
mg 1xsehari
Lorazepam 1mg 1xsehari
sebelum tidur
|
-
Indikasi
tanpa terapi
|
Simvastatin
tetap digunakan karena pasien sudah cocok dengan obat tersebut terbukti dengan
terkontrolnya dislipidemia yang diderita.
Gangguan tidur
biasa dialami oleh orang tua (elderly)(4),(6). Terapi yang
pertamakali diupayakan adalah terapi non farmakologi namun ketika
terapi non farmakologi tidak mencukupi dalam meningkatkan kualitas hidup
pasien, maka benzodiazepine dapat digunakan karena merupakan terapi lini
pertama untuk insomnia pada elderly(4),(2). Lorazepam termasuk short-acting benzodiazepine yang biasa
digunakan pada terapi jangka pendek insomnia(5),(7),. Penggunaan
pada pasien elderly harus diberikan pada dosis yang diturunkan hingga
setengah dari dosis dewasa(5),(7).
|
Terapi insomnia menggunakan terapi non
farmakologi :
1.
Mandi air hangat
dengan campuran aromaterapi Lavender(8).
2.
Relaksasi(6),
salah satunya dengan terapi musik yang akan membuat pasien merasakan kondisi yang rileks
dan perasaan yang nyaman(9). Bagi seorang muslim, relaksasi bisa dilakukan dengan
zikir, berdoa atau mendengarkan ayat suci Al-quran(10),(11).
3.
Meningkatkan kualitas
tidur dengan cara:
-
Menciptakan lingkungan
kamar tidur yang nyaman (misal: gelap, tenang, dan suhu yang sesuai)(4),(2).
-
Hindari tidur yang
berlebihan di siang hari(4),(2).
-
Tidak mengonsumsi kafein,
alcohol, dan agen pencetus insomnia lainnya pada sore hari(4),(2)
-
Hindari penggunaan
obat yang dapat memicu gangguan tidur(4).
Monitoring:
Efektivitas Obat : Hilangnya gangguan tidur.
Pasien
dapat tidur dengan nyenyak dan berkualitas.
Hilangnya
keluhan setelah bangun tidur
Interaksi Obat : -
Efek
Samping obat : sedasi, pusing, lemah, hipotensi, gangguan memori sementara,
penglihatan kabur, nausea(5).
\
DAFTAR PUSTAKA
(1) Saddichha,
Sahoo, 2010, Diagnosis and Treatment of
Chronic Insomnia, Department of Psychiatry National Institute of Mental
Health and Neurosciences, India, available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2924526/?tool=pmcentrez
(diakses 9 Desember 2011).
(2) Dipiro,
Joseph T, et al, 2008, Sleep Disorder,
Pharmacoteraphy A Pathophysiologic Approach Seventh Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA,
1190-1201.
(3) Beaulieu-Bonneau, Simon, 2007, Family History of Insomnia in a
Population-Based Sample, SLEEP Vol. 30 No. 12, available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2276141/pdf/aasm.30.12.1739.pdf
(diakses 9 Desember 2011).
(4) Midlov,
Patrik, et. al, 2009, Insomnia, Drug
Related Problems in the Elderly, Springer
Science Business Media, New York, 40.
(5) Anonim, 2007, Lorazepam, Martindale: The Complete Drug
Reference, The Pharmaceutical Press, UK.
(6) Widastra, I Made, 2009, Terapi Relaksasi Progresif Sangat Efektif Mengatasi Keluhan Insomnia
pada Lanjut Usia, Gempar: Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 2 No. 1, available
at http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21098489.pdf
(diakses 9 Desember 2011)
(7) MH, Bonnet,
DL, Arand, 1999, The use of lorazepam TID
for chronic insomnia, Department of Veterans Affairs Medical Centre, USA
available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10220122
(diakses 9 Desember 2011).
(8) Boru,
Septiana, 2010, Pengaruh Mandi Air Hangat
Dengan Aromaterapi Lavender Bagi Penderita Insomnia Pada Lansia Di
PSTW Unit Budi Luhur Kasongan Kasihan Bantul DIY, FKIK (Ilmu Keperawatan)
Vol 6 No 6, available at : http://publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2576
(diakses 9 Desember 2011).
(9) Sutrisno,
2007, Efektifitas Terapi Musik Terhadap Peningkatan
Kualitas Tidur Penderita Insomnia pada Lansia di Panti Wredha Pucang Gading
Semarang, Institutional Repository Diponegoro University, available at http://eprints.undip.ac.id/16397/
(diakses 9 Desember 2011).
(10) Purwanto, S, 2006, Relaksasi Dzikir, SUHUF Jurnal Fakultas Agama Islam Vol. XVIII, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, available at: http://eprints.ums.ac.id/1473/1/3._SETYO_PURWANTO.pdf
(diakses 9 Desember 2011).
(11) Ariyanto, M.
Darojat, 2006, Psikoterapi dengan Doa,
SUHUF Jurnal Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
available at: http://eprints.ums.ac.id/1471/1/1._DAROJAT_ARIYANTO.pdf
(diakses 9 Desember 2011).
No comments:
Post a Comment