Monday, 6 March 2017

GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA)

GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA)

Insomnia berasal dari bahasa Latin “in” yang berarti tidak, dan “somnus” yang berarti tidur(1), sehingga insomnia dapat diartikan sebagai symptom/ gejala kelainan atau susah tidur. Hal tersebut umumnya terjadi akibat adanya permasalahan psikologis, ketakutan, fatigue, atau gangguan mood yang bersifat subjektif(2), (3).

KASUS:
Tn. Andrew adalah pria berusia 66 tahun yang tidak mempunyai gejala psikologi atau kejiwaan pada saat ini atau sebelumnya. Ia mengeluh sulit tidur. Setelah ia tidur, ia mampu tetap tertidur hingga bangun di pagi hari. Ia merasa lelah waktu bangun tidur karena ia tidak dapat tidur lebih dari tiga jam sebelum akhirnya bangun untuk melakukan kegiatannya sehari-hari di rumah. Tn Andrew didiagnosa mengalami insomnia.
RPD : dislipidemia terkendali dengan simvastatin 10mg, 1x sehari malam hari.
Pertanyaan: terapi apa yang Anda rekomendasikan untuk Tn. Andrew. Uraikan alasan

Penyelesaian dengan metode FARM :
Finding :
Tn. Andrew 66 tahun
Tidak memiliki gejala psikologi atau kejiwaan saat ini atau sebelumnya.
Sulit tidur, dan merasa lelah saat bangun tidur.
Didiagnosa mengalami insomnia.
RPD : dislipidemia terkendali simvastatin 10mg 1xsehari.


Assesment :
Medical Problem
Terapi
DRP’s
Resolution
Dislipidemia





Insomnia
Simvastatin 10 mg 1xsehari




Lorazepam 1mg 1xsehari sebelum tidur
-





Indikasi tanpa terapi
Simvastatin tetap digunakan karena pasien sudah cocok dengan obat tersebut terbukti dengan terkontrolnya dislipidemia yang diderita.

Gangguan tidur biasa dialami oleh orang tua (elderly)(4),(6). Terapi yang pertamakali diupayakan adalah terapi non farmakologi namun ketika terapi non farmakologi tidak mencukupi dalam meningkatkan kualitas hidup pasien, maka benzodiazepine dapat digunakan karena merupakan terapi lini pertama untuk insomnia pada elderly(4),(2). Lorazepam termasuk short-acting benzodiazepine yang biasa digunakan pada terapi jangka pendek insomnia(5),(7),. Penggunaan pada pasien elderly harus diberikan pada dosis yang diturunkan hingga setengah dari dosis dewasa(5),(7).

Terapi insomnia menggunakan terapi non farmakologi :
1.        Mandi air hangat dengan campuran aromaterapi Lavender(8).
2.        Relaksasi(6), salah satunya dengan terapi musik yang akan membuat pasien merasakan kondisi yang rileks dan perasaan yang nyaman(9). Bagi seorang muslim, relaksasi bisa dilakukan dengan zikir, berdoa atau mendengarkan ayat suci Al-quran(10),(11).
3.        Meningkatkan kualitas tidur dengan cara:
-     Menciptakan lingkungan kamar tidur yang nyaman (misal: gelap, tenang, dan suhu yang sesuai)(4),(2).
-     Hindari tidur yang berlebihan di siang hari(4),(2).
-     Tidak mengonsumsi kafein, alcohol, dan agen pencetus insomnia lainnya pada sore hari(4),(2)
-     Hindari penggunaan obat yang dapat memicu gangguan tidur(4).

Monitoring:
Efektivitas Obat         :      Hilangnya gangguan tidur.
                                           Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan berkualitas.
                                           Hilangnya keluhan setelah bangun tidur
Interaksi Obat             :      -
Efek Samping obat     :      sedasi, pusing, lemah, hipotensi, gangguan memori sementara, penglihatan kabur, nausea(5).

\
DAFTAR PUSTAKA
(1)   Saddichha, Sahoo, 2010, Diagnosis and Treatment of Chronic Insomnia, Department of Psychiatry National Institute of Mental Health and Neurosciences, India, available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2924526/?tool=pmcentrez (diakses 9 Desember 2011).
(2)   Dipiro, Joseph T, et al, 2008, Sleep Disorder, Pharmacoteraphy A Pathophysiologic Approach Seventh Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA, 1190-1201.
(3)   Beaulieu-Bonneau, Simon, 2007, Family History of Insomnia in a Population-Based Sample, SLEEP Vol. 30 No. 12, available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2276141/pdf/aasm.30.12.1739.pdf (diakses 9 Desember 2011).
(4)   Midlov, Patrik, et. al, 2009, Insomnia, Drug Related Problems in the Elderly, Springer Science Business Media, New York, 40.
(6)   Widastra, I Made, 2009, Terapi Relaksasi Progresif Sangat Efektif Mengatasi Keluhan Insomnia pada Lanjut Usia, Gempar: Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 2 No. 1, available at http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21098489.pdf (diakses 9 Desember 2011)
(7)   MH, Bonnet, DL, Arand, 1999, The use of lorazepam TID for chronic insomnia, Department of Veterans Affairs Medical Centre, USA available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10220122 (diakses 9 Desember 2011).
(8)   Boru, Septiana, 2010, Pengaruh Mandi Air Hangat Dengan Aromaterapi Lavender Bagi Penderita Insomnia Pada Lansia Di PSTW Unit Budi Luhur Kasongan Kasihan Bantul DIY, FKIK (Ilmu Keperawatan) Vol 6 No 6, available at : http://publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2576 (diakses 9 Desember 2011).
(9)   Sutrisno, 2007, Efektifitas Terapi Musik Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Penderita Insomnia pada Lansia di Panti Wredha Pucang Gading Semarang, Institutional Repository Diponegoro University, available at http://eprints.undip.ac.id/16397/ (diakses 9 Desember 2011).
(10) Purwanto, S, 2006, Relaksasi Dzikir, SUHUF Jurnal Fakultas Agama Islam Vol. XVIII, Universitas Muhammadiyah Surakarta, available at: http://eprints.ums.ac.id/1473/1/3._SETYO_PURWANTO.pdf (diakses 9 Desember 2011).
(11) Ariyanto, M. Darojat, 2006, Psikoterapi dengan Doa, SUHUF Jurnal Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta, available at: http://eprints.ums.ac.id/1471/1/1._DAROJAT_ARIYANTO.pdf (diakses 9 Desember 2011).




No comments:

Post a Comment

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT            Berbagai peralatan yang diperlukan di Rumah Sakit seperti alat untuk menginfus da...