Monday 6 March 2017

ALZHEIMER

ALZHEIMER

Definisi
Penyakit Alzheimer (AD) adalah penyakit yang bersifat degenerative dan progressive pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron serta mengakibatkan gangguan meori berpikir dan tingkah laku.

Epidemiologi
Perkiraan terbaru adalah bahwa 1 dari 10 orang pasien AD berusia lebih dari 65 tahun dan hamper separuhnya berusia lebih dari 85 tahun. Dengan penyebaran yang cepat pada populasi yang berusia lebih tua diperkirakan 13,2 juta manusia akan menderita AD pada tahun 2050.
Menurut DSM IV, AD terbagi menjadi early onset (gejala timbul setelah usia 65 tahun) dan late onset (gejala timbul pada usia 65 tahun).

Etiologi
- Belum diketahui dengan pasti
- Faktor-faktor risiko penyakit Alzheimer antara lain :
·     Usia : kebanyakan penderita berusia 65 tahun keatas
·     Faktor genetik : terjadi mutasi gen
·     Faktor lingkungan seperti riwayat cedera kepala berat
·     Penyakit metabolik seperti obesitas, hiperlipidemi, dan DM .

Pathogenesis
·     Pasien pada umumnya mengalami atrofi kortikal (penyusutan) dan berkurangnya neuron secara signifikan, terutama saraf kolinrgik (penghasil Ach yang berperan dalam emosi dan kognisi)
·     Kerusakan saraf kolinergik terjadi terutama pada daerah limbic otak (terlibat dalam emosi) dan korteks (terlibat dalam memori dan pusat pikiran/ advanced reasoning center)
·     Terjadi penurunan jumlah enzim kolin asetiltransferase (mengkatalisis pembentukan Ach) di korteks serebral dan hippocampus → penurunan sintesis Ach di otak.
·     Di otaknya juga dijumpai lesi yang disebut senile (amyloid) plaques dan neurofibrillary tangles, yang terpusat pada daerah yang sama di mana terjadi deficit kolinergik → plak tersebut berisi deposit protein yang disebut β-amyloid.
·     Β-amyloid sendiri juga dijumpai pada generatik normal, tetapi tidak terkonsentrasi pada cortex atau system limbic → β-amyloid menyebarkan degenerasi saraf.
·     Β-amyloid membentuk plak karena berikatan dengan suatu protein yang disebut apolipoprotein E4 (ApoE4) → ApoE4 terlibat dalam patofisiologi AD.

Gejala dan Tanda
·     Penurunan ingatan jangka pendek atau kemampuan belajar atau menyimpan informasi.
·     Penurunan kemampuan berbahasa → kesulitan menemukan kata atau kesulitan memahami pertanyaan atau petunjuk.
·     Ketidakmampuan menggambar atau mengenli gambar dua-tiga dimensi,dan lain-lain.


KATEGORI GEJALA PADA ALZHEIMER

Defisit Kognitif
Gejala psikiatrik non-kognitif
Memory loss: susah mengingat, agnosia (kehilngan kemampuan untuk mengenali arti stimuli sensoris, seperti tak bias mengenali objek, membedakan jari tangannya dengan jari orang lain, memahami urutan kejadian dan lama kejadian), kehilangan barang.
Depresi
Dysphasia :
-   Anomia : susahnya mengingat nama benda atau orang
-   Aphasia : kehilangan kemampuan ekspresi dengan bicara, menulis, atau tanda-tanda, atau untuk memahami bahasa lisan atau tulisan akibat trauma/ penyakit di pusat otak.
-   Circumlocution: tidak dapat bicara secara mendetail.
Gejala psikotik: halusinasi, delusi, curiga
Dyspraxia: ketidakmampuan menggunakan objek dengan benar.
Gangguan nonpsikotik yang merusak: agresif (fisik maupun vrbal), hiperaktif, tidak kooperatif, menentang, melakukan kegiatan berulang-ulang.

Disorientation: waktu, tempat, tidak mengenal keluarga, teman, diri sendiri.
Tidak bisa menghitung
impaired judgement dan problem solving skills → kemampuan memutuskn dan memecahkan masalah menurun.
Skala tersebut dapat digunakan salah satu atau dapat dipakai bersama-sama tergantung kemampuan psikiater.
Sasaran Terapi
·     Fungsi kognitif pasien
·     Perkembangan penyakit
·     Gejala, gangguan/ kelakuan yang tidak diinginkan (cemas)
Tujuan Terapi
            Memelihara funsi kognitif pasien selama mungkin, menunda perkembangan penyakit, dan mengontrol gangguan/ kelakuan yang tidak diinginkan.


ALGORITMA TERAPI ALZHEIMER DISEASE
Pasien didiagnosesis AD
Evaluasi adanya penyakit lain dan obat yang mempengaruhi kognisi
Jika tidak ada gangguan psikiatrik
MMSE 10-26
Donezepil
Galantamin
Rivastigmin
+vit E
                      ↓
↓                                                                                            ↓
MMSE stabil
(penurunan <4 poin per tahun)
Teruskan regimen pengobatan
MMSE memburuk
(penurunan ≥ 4 point per tahun)
Berikan ChE inhibitor + Vit E





Daftar Pustaka
1.      Sylvia, 2005,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta, halaman 1134.
2.      Sudoyo, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Internal Publishing, Jakarta, halaman 837.
3.      Tjahyanto, Adhi, 2009, Penatalaksanaan Non-Farmakologis Demensia, Majalah kedokteran Damianus, Volue 8 (1), Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Atma Jaya
4.      Dewanto, George, 2007, Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, halaman 175.

5.      Ikawati, Zullies, 2011, Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.
6.      Dipiro,Joseph T, 2008, Pharmakoterapy a Pathophysiologic Approach 7th editon, McGraw Hill Medical Publishing Division, USA
7.      Kuncara, 2003, Aplikasi Klinis Patofisiologi:Pemeriksaan dan Manajemen edisi II, penerbit buku kedokteran EGC,Jakarta hal. 293.

8.      Wibowo, Sumekto, 1999, Peran Donepezil dalam Terapi Penyakit Alzheimer, Berkala Neuro sains, vol 1 (1) Bagian Ilmu Penyakit Syaraf fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.






No comments:

Post a Comment

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT            Berbagai peralatan yang diperlukan di Rumah Sakit seperti alat untuk menginfus da...