ALZHEIMER
Definisi
Penyakit Alzheimer (AD)
adalah penyakit yang bersifat degenerative dan progressive pada otak yang
menyebabkan cacat spesifik pada neuron serta mengakibatkan gangguan meori
berpikir dan tingkah laku.
Epidemiologi
Perkiraan terbaru adalah bahwa 1 dari 10 orang
pasien AD berusia lebih dari 65 tahun dan hamper separuhnya berusia lebih dari
85 tahun. Dengan penyebaran yang cepat pada populasi yang berusia lebih tua
diperkirakan 13,2 juta manusia akan menderita AD pada tahun 2050.
Menurut DSM IV, AD terbagi menjadi early onset
(gejala timbul setelah usia 65 tahun) dan late onset (gejala timbul pada usia
65 tahun).
Etiologi
- Belum diketahui
dengan pasti
- Faktor-faktor risiko penyakit Alzheimer antara lain :
· Usia
: kebanyakan penderita berusia 65 tahun keatas
· Faktor genetik : terjadi mutasi gen
· Faktor lingkungan seperti riwayat cedera kepala berat
· Penyakit metabolik seperti obesitas, hiperlipidemi, dan DM .
Pathogenesis
· Pasien
pada umumnya mengalami atrofi kortikal (penyusutan) dan berkurangnya neuron
secara signifikan, terutama saraf kolinrgik (penghasil Ach yang berperan dalam
emosi dan kognisi)
· Kerusakan
saraf kolinergik terjadi terutama pada daerah limbic otak (terlibat dalam
emosi) dan korteks (terlibat dalam memori dan pusat pikiran/ advanced reasoning
center)
· Terjadi
penurunan jumlah enzim kolin asetiltransferase (mengkatalisis pembentukan Ach)
di korteks serebral dan hippocampus → penurunan sintesis Ach di otak.
· Di
otaknya juga dijumpai lesi yang disebut senile (amyloid) plaques dan
neurofibrillary tangles, yang terpusat pada daerah yang sama di mana terjadi
deficit kolinergik → plak tersebut berisi deposit protein yang disebut
β-amyloid.
· Β-amyloid
sendiri juga dijumpai pada generatik normal, tetapi tidak terkonsentrasi pada
cortex atau system limbic → β-amyloid menyebarkan degenerasi saraf.
· Β-amyloid
membentuk plak karena berikatan dengan suatu protein yang disebut
apolipoprotein E4 (ApoE4) → ApoE4 terlibat dalam patofisiologi AD.
Gejala
dan Tanda
· Penurunan
ingatan jangka pendek atau kemampuan belajar atau menyimpan informasi.
· Penurunan
kemampuan berbahasa → kesulitan menemukan kata atau kesulitan memahami
pertanyaan atau petunjuk.
· Ketidakmampuan
menggambar atau mengenli gambar dua-tiga dimensi,dan lain-lain.
KATEGORI
GEJALA PADA ALZHEIMER
Defisit
Kognitif
|
Gejala
psikiatrik non-kognitif
|
Memory loss:
susah mengingat, agnosia (kehilngan kemampuan untuk mengenali arti stimuli
sensoris, seperti tak bias mengenali objek, membedakan jari tangannya dengan
jari orang lain, memahami urutan kejadian dan lama kejadian), kehilangan
barang.
|
Depresi
|
Dysphasia :
-
Anomia : susahnya mengingat nama benda atau orang
-
Aphasia : kehilangan kemampuan ekspresi dengan
bicara, menulis, atau tanda-tanda, atau untuk memahami bahasa lisan atau
tulisan akibat trauma/ penyakit di pusat otak.
-
Circumlocution: tidak dapat bicara secara
mendetail.
|
Gejala
psikotik: halusinasi, delusi, curiga
|
Dyspraxia:
ketidakmampuan menggunakan objek dengan benar.
|
Gangguan
nonpsikotik yang merusak: agresif (fisik maupun vrbal), hiperaktif, tidak
kooperatif, menentang, melakukan kegiatan berulang-ulang.
|
Disorientation:
waktu, tempat, tidak mengenal keluarga, teman, diri sendiri.
|
|
Tidak bisa
menghitung
|
|
impaired
judgement dan problem solving skills → kemampuan memutuskn dan memecahkan
masalah menurun.
|
Skala tersebut dapat
digunakan salah satu atau dapat dipakai bersama-sama tergantung kemampuan
psikiater.
Sasaran
Terapi
· Fungsi
kognitif pasien
· Perkembangan
penyakit
· Gejala,
gangguan/ kelakuan yang tidak diinginkan (cemas)
Tujuan
Terapi
Memelihara funsi
kognitif pasien selama mungkin, menunda perkembangan penyakit, dan mengontrol
gangguan/ kelakuan yang tidak diinginkan.
ALGORITMA
TERAPI ALZHEIMER DISEASE
Pasien didiagnosesis AD
|
↓
Evaluasi adanya penyakit lain dan obat
yang mempengaruhi kognisi
|
↓
Jika tidak ada gangguan psikiatrik
|
↓
MMSE 10-26
Donezepil
Galantamin
Rivastigmin
+vit E
|
↓
↓
↓
MMSE stabil
(penurunan <4 poin per tahun)
Teruskan regimen pengobatan
|
MMSE memburuk
(penurunan ≥ 4 point per tahun)
Berikan ChE inhibitor + Vit E
|
Daftar
Pustaka
1. Sylvia,
2005,Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta, halaman 1134.
2. Sudoyo,
2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Internal Publishing, Jakarta, halaman 837.
3.
Tjahyanto, Adhi, 2009, Penatalaksanaan Non-Farmakologis Demensia, Majalah
kedokteran Damianus, Volue 8 (1), Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas
Kedokteran Atma Jaya
4.
Dewanto,
George, 2007, Panduan Praktis Diagnosis
dan Tata Laksana Penyakit Syaraf, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
halaman 175.
5.
Ikawati,
Zullies, 2011, Farmakoterapi Penyakit
Sistem Syaraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.
6.
Dipiro,Joseph
T, 2008, Pharmakoterapy a
Pathophysiologic Approach 7th editon, McGraw Hill Medical
Publishing Division, USA
7.
Kuncara,
2003, Aplikasi Klinis
Patofisiologi:Pemeriksaan dan Manajemen edisi II, penerbit buku kedokteran
EGC,Jakarta hal. 293.
8.
Wibowo,
Sumekto, 1999, Peran Donepezil dalam
Terapi Penyakit Alzheimer, Berkala Neuro sains, vol 1 (1) Bagian Ilmu
Penyakit Syaraf fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment